Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksotisme Manekin Rotan

Kompas.com - 19/05/2013, 03:29 WIB

Dalam sehari, Upen menghasilkan empat rangka manekin. Proses terpenting dalam pembuatan manekin rotan terletak pada pembuatan rangka. Jika rangka tidak bagus, anyamannya tidak akan bagus juga.

”Banyak perajin yang tidak bisa membuat rangka, hanya bisa menganyam. Itu juga sebabnya banyak manekin rotan yang rangkanya terbuat dari besi, bukan buatan tangan asli. Rangka besi memang bentuknya lebih rapi, tapi rangka besi mudah berkarat sehingga warna rotan harus dicat hitam,” tutur Upen.

Kualitas rotan yang digunakan juga sangat memengaruhi hasil. Jenis rotan yang paling baik digunakan untuk anyaman adalah rotan lacak. Rotan ini memiliki warna coklat gelap cenderung kemerahan. ”Dulu, harga rotan masih sangat murah, Rp 12.000 per kilogram, sekarang sudah Rp 20.000,” katanya.

Upen mengakui, pembuatan anyaman manekin berlubang ini paling sulit dibandingkan dengan produk rotan lain. Tingkat kesulitannya tinggi karena butuh rasa seni untuk membuat polanya. Memang tidak ada pola anyaman yang pasti untuk manekin rotan berlubang ini, tetapi butuh dipelajari agar hasilnya lebih bagus. Teknik anyaman manekin berlubang harus dimulai dari bawah ke atas, sedangkan teknik menganyam manekin padat dimulai dari atas ke bawah.

Beberapa rotan patah saat dirangkai Upen. ”Kalau yang patah begini, rotannya harus disiram air dulu supaya lentur,” katanya. Bapak tiga anak ini juga menjelaskan, seiring berkembangnya usaha rotan, saat ini warna asli rotan bisa diatur sesuai keinginan. Selain dengan teknik pengecatan, rotan juga bisa direndam dan direbus menggunakan kayu bakar selama 10 jam agar warnanya jadi kecoklatan.

”Kepuasan menjadi perajin rotan itu, ya, ketika hasil karya kita dipakai dan disukai orang. Jadi, kalau ada pelanggan yang merasa kurang puas atau ada anyaman yang sudah mulai rusak, saya akan datang untuk memberikan servis secara cuma-cuma. Yang penting pelanggan puas,” ujar Upen. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com