Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Cacing, Adam Kantongi Rp 300 Juta Sebulan

Kompas.com - 26/09/2014, 10:37 WIB

Sampai saat ini, Adam sudah memiliki sekitar 1.600 anggota plasma. Namun, tidak semua anggota bisa konsisten memasok cacing padanya. “Dari keseluruhan jumlah anggota, sekitar 700 orang aktif menjual hasil panennya pada saya,” kata dia.

Suami Heni Nur Rahmania ini bilang, dalam sehari bisa disambangi sekitar 100 orang yang ingin belajar budidaya cacing. Adam menuturkan, budidaya cacing sebenarnya sangat gampang. Lagipula tingkat keberhasilan budidaya cacing hampir 100 persen. Hanya, informasi mengenai peluang budidaya cacing masih tergolong sedikit.

Sejauh ini, Adam tak menemukan penyakit atau hama yang mengganggu pertumbuhan cacing. “Kalau sudah tahu peluang usahanya pasti tertarik karena mudah,” tandas dia.

Selain mengandalkan pasokan dari anggota plasma, Adam pun masih terus memproduksi cacing. Bedanya, sekarang ia sudah memperkerjakan delapan orang karyawan. Kandang cacing pun sudah tak menggunakan kotak kayu lagi. Adam membangun 100 kolam yang dibuat dari batubata. Sekarang, Adam jadi pemasok utama cacing tanah untuk Dinas Perikanan Provinsi Jatim. Ia juga masih melayani penjualan kepada para pemilik usaha pemancingan dan pengusaha perikanan.    

Pengusaha tak bisa berhenti

Menanggalkan status  karyawan di perusahaan besar bukan hal mudah bagi Abdul Azis Adam Maulida. Kedua orangtuanya sempat menentang. Maklum, mereka bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Jadi ketika Adam mengungkapkan keinginan untuk menjadi pengusaha, langsung tak mendapat respons baik dari orangtuanya.

Namun tekad Adam sudah bulat, meski dia sadar, usahanya tak langsung besar dalam sehari. “Setidaknya saya keluar dari sistem perusahaan dan bisa menciptakan sistem saya sendiri dengan potensi yang saya punya,” tutur Adam.

Dia berpesan, pengusaha harus terus berkembang. Tak ada lagi batasan yang menghalangi untuk berkembang selain diri sendiri. “Pelajari dulu peluang usaha. Kalau memang bagus, terus kembangkan, jangan berhenti karena pengusaha tak boleh mandek,” tegasnya.

Adam menegaskan peluang berbudidaya cacing masih sangat terbuka. Pembeli cacing sangat beragam, mulai pengusaha perikanan, peternak unggas hingga industri kosmetik dan farmasi. Tahun ini, Adam ingin menyasar industri farmasi. Namun, dia ingin membenahi produksinya sebelum memasok pasar baru. “Saya akan menambah anggota plasma untuk mendongkrak produksi,” ucap dia.

Adam menambahkan, dari budidaya cacing, ia bisa mengembangkan banyak potensi bisnis yang lainnya. Sejauh ini, Adam sudah merintis berbagai usaha yang masih berhubungan dengan bisnis utamanya. Misalnya saja, kebun jahe organik yang dikembangkan dengan pupuk dari kotoran cacing.

Selain itu, dia memiliki peternakan kambing, ayam, dan empang ikan yang akan mengonsumsi cacing untuk penggemukan. “Saya ingin kembangkan lebih banyak lagi dan saya juga memotivasi anggota plasma untuk sama-sama berkembang,” ungkap dia.  (Marantina)        
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com