Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Kunjungan Sri Mulyani ke Labuan Bajo

Kompas.com - 28/07/2017, 05:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menceritakan pengalamannya saat berlibur ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (22/7/2017). Perempuan yang akrab disapa Ani tersebut menjelaskan, di sela-sela liburannya, ia menyempatkan diri mengunjungi kantor Bea Cukai Labuan Bajo.

"Mereka (pegawai Bea Cukai) menyebut ruangan mereka kayak kandang burung. Karena pegawainya hanya 4," kata Ani, dalam diskusi "Forum Merdeka Barat 9", di Gedung Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2017).

Pegawai Bea Cukai bercerita mengenai pesatnya pariwisata di Labuan Bajo. Ani menyebut, wisatawan yang datang ke Labuan Bajo tiap tahunnya meningkat. Hal itu dapat terlihat dari kapal pesiar yang menepi di sana.

Pada tahun 2015, sekitar 24 kapal yang menepi di Labuan Bajo. Tahun 2016, meningkat menjadi 32 kapal pesiar. Kemudian sepanjang 2027, hingga bulan Juli, sudah ada 42 kapal pesiar yang mengangkut wisatawan ke Labuan Bajo.

"Tapi, kalau anda masuk ke Labuan Bajo, belum semua jalannya bagus," kata Ani.

Ani menyayangkan hal tersebut. Karena Labuan Bajo yang merupakan salah satu destinasi pariwisata favorit, tak didukung dengan perbaikan infrastruktur. Dia mengatakan, salah satu tujuan pemerintah berutang adalah untuk memperbaiki infrastruktur daerah-daerah.

"Apakah kita akan menunggu sampai penerimaan pajak cukup untuk membangun jalan? Ya enggak. Kalau kami bangun, meskipun dengan utang, nanti bisa terbayar lagi karena ekonomi nya berputar, ada turis di sana," kata Ani.

Adapun hingga Juni 2017, posisi utang pemerintah pusat sebesar Rp 3.706,52 triliun. Ani menyebut, utang tersebut akan dialokasikan untuk infrastruktur, kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial, serta Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan dana desa.

"Kalau saya membelanjakan untuk pendidikan anak-anak, anak-anak akan menjadi produktif dan ekonomi semakin baik. Utang yang kami buat sekarang itu menjadi sangat kecil dibanding nilai tambah anak-anak itu menjadi sehat, pintar, dan produktif," kata Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com