Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKPM Tawarkan Proyek Pengembangan Wilayah Jembatan Suramadu Senilai Rp 53,1 Triliun

Kompas.com - 31/07/2017, 11:50 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menawarkan investasi pengembangan wilayah di sekitar Jembatan Suramadu, Jawa Timur kepada investor lokal dan asing.

Pengembangan yang ditawarkan tersebut bernilai Rp 53,1 triliun.  Deputi Promosi Penanaman Modal BKPM, Himawan Hariyoga mengatakan, wilayah di sekitar Jembatan Suramadu mempunyai potensi sumber saya alam dan sumber daya manusia yang hingga saat ini belum dimanfaatkan. Sehingga, dengan ini dapat mendukung upaya pemerintah daerah untuk mengembangkan wilayah tersebut.

"Private investment atau investasi dari swasta bisa jadi solusi untuk mengembangkan wilayah tersebut," ujar Himawan dalam Suramadu Investment Gathering di Gedung BKPM, Jakarta, Senin (31/7/2017). 

Adapun, kawasan di sekitar Jembatan Suramadu yang akan dikembangkan yakni di Kawasan Khusus Madura (KKM), dan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Madura (KKJSM). 

Proyek pengembangan yang ditawarkan di antaranya, pembangunan Pelabuhan Tanjung Bulu Pandan dengan lahan 250 hektar yang memakan biaya mencapai Rp 17,2 triliun, jalan tol sepanjang 15,3 kilometer yang terletak dilokasi KKJSM dengan nilai investasi mencapai Rp 2,6 triliun.

Lainnya adalah kawasan industri di Labang dengan luasan lahan 284 hektar dengan nilai investasi Rp 17,5 triliun, dan kawasan industri di Klampis seluas 356,7 hektar dengan perkiraan nilai investasi Rp 6,6 triliun.

Selain itu, juga dua proyek Central Business District (CBD) dengan nilai investasi total Rp 4,5 triliun, kemudian dua proyek perumahan dengan total estimasi nilai investasi Rp 4 triliun, selanjutnya pengembangan wilayah pantai untuk pariwisata dengan luas lahan 18,5 hektar senilai Rp 662 miliar.

Proyek lain yang juga ditawarkan adalah pembangunan dua rest area seluas total 40 hektare dengan total nilai investasi Rp 150 miliar.

Himawan menuturkan, masuknya investasi ke wilayah Suramadu dapat meningkatkan realisasi investasi di Jawa Timur.

Dari data BKPM  periode Januari –Juni 2017, Jawa Timur berada diposisi ketiga dengan nilai investasi mencapai Rp 33,9 triliun atau 10,1 persen dari total investasi yang masuk.

"Jawa Timur merupakan salah satu kontributor utama yang selalu masuk lima besar lokasi realisasi investasi nasional," tutur dia. 

Sementara itu, Plt Kepala Badan Pengembangan Wilayah Suramadu, Herman Hidayat mengatakan pengembangan di dua lokasi tersebut membutuhkan investor swasta, karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak mencukupi.

Munurut Herman, lahan yang bisa dimanfaatkan investor sekitar 600 hektar untuk KKM dan 600 hektare untuk KKJSM. Dalam hal ini, terang dia, pengembangan di dua lokasi tersebut sudah sesuai dengan rencana tata ruang Provinsi Jawa Timur.

"Bahwa APBN tidak bisa untuk membiayai pembangunan di Suramadu, sehingga kami undang para investor untuk ikut membangun kawasan yang ada di KKM,dan KKJSM," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com