Juga ditemukan fakta adanya perusahaan yang penjualannya turun namun keuntungannya naik. Hero misalnya (keuntungan sebelum pajaknya malah naik 341 persen). Sebaliknya Mayora yang penjualannya tumbuh hanya 1,2 persen, operating profitnya sudah minus 17 persen.
Apakah prestasi yang dicapai masing-masing perusahaan itu cerminan dari daya beli pasar pada segmen yang digeluti masing-masing pelaku usaha atau kualitas inovasi dan manajerialnya?
Ini tentu menjadi PR bagi para pelaku usaha, pemerintah dan peneliti agar tidak menimbulkan kebingungan.
Ini menjadi penting sebab bila eksekutif “salah membaca” dan beranggapan penurunan pendapatannya karena daya beli, maka ia akan memilih menunggu, bukan berinovasi atau memperbaiki business process-nya. Sebab mereka pikir, daya beli itu ada di luar kendalinya.
Pertanyaannya, andaikan benar itu masalah daya beli, apakah penjualannya kelak akan kembali lagi setelah daya beli membaik?
Shifting Masih Terus Berlanjut
Maaf, saya perlu mengingatkan para eksekutif dan regulator agar lebih berhati-hati membaca sinyal-sinyal lembut perubahan yang terjadi kali ini.
Perubahan kali ini bersifat disruptif, bukan kontinum. Ia mengubah platform, bukan renovasi sesaat. Dan ia bisa merobohkan pelaku-pelaku lama (incumbent), seberapa pun kuatnya brand, reputasi atau penerapan ountinuous innovation.
Amati terus inovasi disruptif yang berpotensi menghancurkan lapangan pekerjaan kalau dikendalikan dari luar secara agresif.
Maka, selain aspek daya beli atau keinginan membeli yang perlu terus didalami itu kita masih akan mendengar nama-nama besar yang berpotensi bertumbangan walaupun saat ini masih menuai banyak keuntungan. Inovasi para pendatang baru yang masih kecil yang terkesan "membakar uang" jelas tak bisa diabaikan.
Harap Anda membacanya dengan penuh hati-hati. Sebab saat penjualannya turun besar-besaran dan harus dialihkan ke Microsoft, Nokia (2013) tak berani menyalahkan daya beli. Walaupun pada saat yang sama, Kodak (2013) juga bangkrut.
Lalu tahun-tahun berikutnya (2016), penjualan hampir semua toko ritel di Amerika Serikat juga ikut turun dan ratusan outlet toko milik Wallmart, Macy’s, Kohl’s, Sears ditutup di banyak lokasi. Padahal, di Amerika Serikat, Forrester dan eMarketer memperkirakan bisnis retail online di AS pada akhir tahun ini baru mencapai sekitar 440 miliar dollar AS atau kurang dari 8 persen dari total sales retail.
Namun, meski persentasenya kecil, secara empiris hal itu sudah terbukti cukup melumpuhkan retailer-retailer konvensional besar di Amerika Serikat. Mungkinkah itu juga yang tengah terjadi di sini? Ia bisa saja menghancurkan secara selektif.
Lawan Dengan Inovasi
Perhatikanlah, saat diserahkan kepada Microsoft, CEO Nokia Stephen Elop berkata, “Tak ada keputusan manajerial yang salah, tetapi kita tiba-tiba merugi, kehilangan.”