Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Saham Emiten Perunggasan Belum Menggembirakan

Kompas.com - 09/08/2017, 05:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemulihan ekonomi masih belum dirasakan industri perunggasan Indonesia hingga semester I tahun ini.

Meski ada faktor musiman puasa dan Lebaran, permintaan terhadap ayam dan turunannya tidak sebesar perkiraan semula.

"Alhasil kinerja keuangan perusahaan-perusahaan perunggasan belum menggembirakan," kata analis PT Bahana Sekuritas Michael Setjoadi dalam pernyataan resmi, Selasa (8/8/2017).

Menurut Michael, pemerintah sudah semakin proaktif membantu industri ini dengan program pemusnahan untuk mengurangi keterpurukan harga. Namun karena permintaan rendah, harga ayam masih stabil murah.

Rendahnya daya beli masyarakat pada tahun ini menjadi salah satu penyebab berkurangnya konsumsi ayam. Dengan adanya formulasi baru terhadap kenaikan upah minimum yakni besar pertumbuhan ekonomi plus besar inflasi, serta adanya kenaikan tarif dasar listrik membuat daya beli masyarakat tidak sekuat tahun sebelumnya.

Tak heran bila kinerja keuangan perusahaan seperti PT Charoen Poghpand Indonesia (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) dan PT Malindo Feedmill (MAIN ) pada kuartal II tahun ini belum sesuai harapan.

Melihat pencapaian hingga semester satu tahun ini, Bahana memangkas proyeksi kinerja keuangan ketiga perusahaan ini untuk sepanjang 2017.

Namun, terpuruknya harga ayam diperkirakan tidak akan berlanjut hingga tahun depan, karena pemerintah semakin memahami waktu yang tepat untuk melakukan pemusnahan.  Sehingga, stabilitas harga lebih terjamin dan fluktuasi harga lebih terjaga.

Bahana memperkirakan pendapatan CPIN akan tergerus menjadi sebesar Rp 39,93 triliun pada akhir 2017, dari perkiraan semula sekitar Rp 41,45 triliun.

Pada tahun depan diperkirakan Charoen bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp 42,93 triliun, turun 2,3 persen dari perkiraan semula.

Rekomendasi Bahana atas JAPFA lebih positif karena fundamentalnya lebih baik. Perusahaan ini memiliki bisnis yang lebih beragam dan valuasi harga masih murah, sehingga Bahana merekomendasikan beli dengan target harga sedikit mengalami kenaikan dari semula Rp 1.700 menjadi Rp 1,750 per lembar saham.

Bahana juga merekomendasikan Reduce atas saham MAIN karena valuasi harga sudah kemahalan serta ketersediaan fasilitas untuk menunjang usahanya belum tersedia, seperti misalnya freezer untuk mempertahankan ayam tetap dalam kondisi segar sejak pemotongan hingga ke konsumen.

Malindo menggunakan jasa pihak ketiga serta ada beberapa fasilitas lainnya yang belum tersedia. Sehingga, Bahana menurunkan target harga MAIN menjadi Rp 860 dari perkiraan semula Rp 1.100 per lembar saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com