Peningkatan produtivitas beras merupakan hasil dari inovasi yang dikembangkan Kementan dalam memecahkan permasalahan paceklik permanen. Persoalan produksi beras terjadi karena luas tanam bulanan padi pada Juli sampai September hanya berada kisaran 500 – 600 ribu hektar.
Kementan melakukan terobosan dengan menjaga luas tanam bulanan padi pada Juli-September minimal 900 ribu hektar.
Untuk mendukung program peningkatan produktivitas padi, Kementan mengerahkan aparaturnya di 30 Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian (BPTP) turun ke lapangan.
Mereka bekerja sama dengan dinas pertanian provinsi, dinas pertanian kabupaten, penyuluh, dan Babinsa untuk memonitor luas tambah tanam (LTT) padi di seluruh Indonesia setiap harinya.
Selain memonitor LTT, aparatur BPTP juga turut mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi petani di lapangan.
Sementara itu, peningkatan produktivitas pangan secara langsung berimbas kepada peningkatan kesejahteraan petani. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik, Gini Rasio di desa pada 2016 menurun sebesar 0.007 dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) meningkat masing-masing 0,18 persen (101,7) dan 2,47 persen (109,8). "Saya optimistis visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tercapai," kata Suwandi.