Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Setiawan Adhiputro
Pegiat Fintech

Anggota Asosiasi FinTech Indonesia 

dan Direktur Regulatory and Industrial / Government Relations OVO

Quo Vadis Layanan Tekfin Indonesia

Kompas.com - 22/08/2017, 08:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri financial technology (fintech/tekfin) Indonesia berkembang pesat dalam dua tahun terakhir. Menurut laporan, pertumbuhan jumlah perusahaan tekfin mencapai puncaknya pada 2016, yaitu hampir 80 persen dari yang sebelumnya hanya tumbuh sekitar 9 persen pada 2014.

Nilai investasi yang ditanamkan ke perusahaan-perusahaan tekfin pun sangat mengesankan, tercatat mencapai Rp 486,3 milliar pada tahun 2016 lalu.

Sinyal positif lain ditunjukkan melalui respon masyarakat dalam menerima layanan tekfin yang semakin komprehensif, terutama warga urban yang semakin lekat dengan layanan perbankan digital.

Fakta-fakta tersebut mempertegas potensi pasar Indonesia bagi para pelaku usaha industri tekfin untuk mengembangkan bisnis mereka.

Pemerintah, melalui otoritas moneter dan jasa keuangan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun secara positif mendukung layanan keuangan digital antara lain melalui Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) sebagai upaya pembentukan cashless society.

Hal ini dilanjutkan dengan kampanye penggunaan uang elektronik di tahun 2017 yang cukup fenomenal.

Layanan tekfin memiliki arah dan semangat yang sama, dimana tujuan akhirnya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan transaksi non-tunai.

Gairah masyarakat yang positif karena terkesan dengan layanan tekfin yang cepat, praktis dan aman ini, tidak dapat menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan bagi terobosan tekfin.

Tekfin perlu menjawab, mau dibawa ke mana arah industri ini? Sejauh apa perkembangan inovasi dan pertumbuhan pasar ingin dicapai?

Revolusi Digital

Klaus Schwab dalam artikelnya, “The Fourth Industrial Revolution: What It Means, How to Respond”, menjelaskan tentang tahapan perubahan tatanan industri yang digerakkan oleh teknologi.

Dimulai dari penemuan mesin uap, dilanjutkan dengan penemuan listrik, lalu mekanisasi produksi melalui perangkat elektronik dan teknologi informasi, dan keempat revolusi digital.

Saat ini, tatanan industri dunia sedang mengalami tahapan keempat, yaitu revolusi digital, sebagai dampak dari kemajuan teknologi.

Layanan tekfin menjadi satu dari sekian banyak bentuk revolusi digital yang terjadi di dunia. Fenomena ini terjadi di Indonesia sejalan dengan kesiapan pasar dalam mengadopsi layanan ini.

Tidak hanya jumlah pemainnya, layanan yang ditawarkan pun semakin beragam. Mulai dari pembayaran, investasi, perencanaan keuangan, pembanding produk keuangan, hingga riset keuangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com