Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tips dari Bank Mandiri Agar Data Nasabah Tidak Bocor

Kompas.com - 26/08/2017, 10:08 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

LOMBOK, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri Tbk menyatakan kebocoran data nasabah bisa sebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kebiasaan masyarakat dalam melakukan transaksi.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk, Rohan Hafas mengatakan, adanya isu kebocoran data nasabah membuat perbankan disorot karena disebut-sebut sebagai pihak yang melakukan kebocoran data nasabah.

"Kami (bank) dan nasabah sebagai korban. Data ini pasti disebutnya dari bank karena yang punya data ini adalah bank," ujar Rohan saat Media Training di Lombok, Jumat (25/8/2017).

Menurutnya, saat ini ada beberapa perilaku masyarakat yang bisa menyebabkan data nasabah bocor ke publik. "Kalau konsumen sering berbelanja ke mal atau toko modern, membayar pakai kartu debit atau kartu kredit, kan biasanya swap (gesek) ke mesin EDC, itu normal tidak apa karena sudah ada peraturan dan etikanya terprotek secara sistem," jelas Rohan.

Namun yang bisa menyebabkan kebocoran data adalah dilakukannya swap kedua setelah mesin EDC.

"Tapi setelah itu, si kasir biasanya gesek lagi di keyboard komputer atau mesin cash register, nah itu tidak boleh. Jangan mau, karena itu merekam data nasabah di komputer atau hardisk PC mereka," papar Rohan.

Menurutnya, dengan proses tersebut, maka data nasabah sudah terekam tersendirinya dan tersimpan dalam hardisk atau komputer.

"Kalau komputer atau hardisk dikasihkan ke temannya misal, terus di download, ya dapat itu semua data konsumen. Magnetiknya membaca data itu," ungkapnya.

Dengan itu, pihaknya, berharap agar regulator agar melakukan sosialisasi maupun edukasi terhadap konsumen mengenai pentingnya data nasabah.

"Sebetulnya konsumen juga regulator sebaiknya mengedukasi lebih apa yang saya sampaikan masih awam padahal kan sudah kehidupan sehari-hari kita semua," tuturnya.

Keamanan Toko Online Rohan mengungkapkan, kebocoran data nasabah juga bisa disebabkan oleh toko online atau e-commerce, sebab, masyarakat menginput data-data pribadi dalam akun pribadi pada toko online.

"Kalau beli online, kan pada daftar nomor kartunya. Mau bayar, masukkan tiga digit belakang nomor kartu. Itu siapa yang mengatur keamanannya di toko online? Belum ada," jelasnya.

Menurutnya, hal tersebut berbeda dengan perbankan yang sudah memiliki tingkat keamanan dan pengawasan yang ketat dari internal perbankan maupun pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia.

"Bank very regulated, diawasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Bisa ketahuan dari situ. Kalau online bagaimana keamanannya?," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com