Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalahkan Inflasi dengan Investasi Sejak Muda

Kompas.com - 26/08/2017, 11:39 WIB

Lihat contoh sukses, seperti Bill Gates, Zuckerberg, dan lain-lain. Mereka semua jeli melihat peluang. Saat ada kesempatan langsung mengambil. Jeli, kreatif dan disiplin. Jadi, saat ada penghasilan, jangan langsung dihabis-habiskan untuk senang-senang. Pisahkan dana khusus untuk bersenang-senang.

Apa tips khusus dari agar anak muda tidak sampai terjebak masalah kartu kredit?

Sebenarnya kartu kredit itu alat transaksi nontunai yang menguntungkan bila kita pintar memakainya. Paling gampang contohnya, fitur cicilan 0 persen. Misalnya, gaji kita Rp 5 juta tapi kita butuh membeli sesuatu yang harganya di atas itu. Kalau beli tunai, enggak mungkin juga, dan sayang kan uangnya. Nah, manfaatkan kartu kredit dengan cicilan 0 persen itu, dan pilihlah yang masa cicilannya paling panjang. Bila tidak ada yang 0 persen, carilah yang bunganya paling rendah.

Selain itu, jangan pernah telat bayar tagihan kartu kredit. Untuk menghindarinya, kita bisa mengaktifkan fitur autodebet. Itu salah satu trik penting.

Pernah bermasalah dengan pemakaian kartu kredit?

Karena saya bekerja di bank, saya tahu isinya kartu kredit seperti apa, jadi bisa memanfaatkan dengan baik. Misalnya, jangan sampai telat bayar tagihan. Manfaatkan sepenuhnya fitur yang menarik seperti cicilan 0 persen, dan lain sebagainya.

Bagaimana bila kita mengalihkan tagihan CC ke bank lain atau melunasinya dengan KTA?

Apapun bentuk instrumen apakah kartu kredit atau KTA, nasabah pasti melihat tiga hal: bunga, syarat dan limit. Refinancing pasti kena bunga juga. Misal, bunga kartu kredit 2,25 persen lalu mau lunasi memakai KTA yang bunganya juga segitu. Lha, ngapain dipindahin jika bunganya sama? Kecuali bunga KTA tersebut di bawah itu. Begitu logikanya, agar bisa bayar cicilan yang lebih rendah. Itu bisa dijalankan. Daripada terlibat utang, mending cicilannya dikecilkan.

Bagaimana pengelolaan pribadi yang Bapak terapkan?

Yang saya fokuskan adalah bagaimana nanti saat saya membutuhkan uang, uangnya bernilai sama atau lebih. Itu yang paling penting. Jadi, agar bisa mengalahkan inflasi. Saya juga tidak menyebar aset di satu keranjang saja.

Di mana saja investasi Bapak?

Saya ada di deposito, reksadana ada. Asuransi juga, obligasi. Saham sedikit. Emas juga dalam bentuk fisik.

Bagaimana profil Bapak dalam berinvestasi?

Saya sebenarnya konservatif. Cuma, karena saya bekerja di bank jadi sedikit banyak lebih mengerti. Saya konservatif untuk hal-hal yang pasti, misalnya untuk investasi dana pendidikan anak. Itu dananya pasti, saat kita butuhkan, duitnya harus ada. Jadi, untuk dana pendidikan anak, saya tidak masuk ke investasi melainkan ke asuransi pendidikan.

Mengapa? Investasi nilainya naik turun. Sedangkan asuransi, kan, pasti dapat walau nilainya tidak sebesar saat berinvestasi. Yang penting uangnya ada. Jadi, tergantung kebutuhannya apa. Itu saya, ya, mungkin orang lain berbeda pandangan, it’s oke.

Itulah wawancara eksklusif HaloMoney.co.id dengan Consumer Product Management Division Head KEB Hana Bank Gempur Widansyah, beberapa waktu lalu.

Simak wawancara lengkapnya di blog HaloMoney seputar karir dan bisnis kartu kredit dan KTA KEB Hana Bank.  Semoga bermanfaat untuk Moneysavers!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com