Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penipuan Berkedok Perdagangan Berjangka Komoditi Marak di Indonesia

Kompas.com - 28/09/2017, 06:29 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Penipuan berkedok perdagangan berjangka komoditi (PBK) marak terjadi di Indonesia, Hal itu disebabkan oleh masih kurangnya pemahaman masyarakat atas investasi jenis ini. 

Untuk itu, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) bersama OJK, kepolisian, kejaksaan, Kemenkeu, Kemenkominfo, Bank Indonesia (BI) dan PPATK membentuk satuan tugas (satgas) khusus.

Satgas akan bekerja untuk menjaring investasi bodong, memblokir situs pialang ilegal dan pialang lokal yang sudah dicabut izinnya.

"Kami sebagai pelaku di industri PBK dan anggota dari Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) serta Kliring Berjangka Indonesia (KBI) merasa perlu mengembalikan citra positif industri ini. Kami melakukan sosialisasi dan edukasi, dimulai dari rekan-rekan media sebagai corong informasi," kata Teddy Prasetya, Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka, Rabu (27/9/2017).

(Baca: Bursa Berjangka Komoditi Bidik Dana Repatriasi "Tax Amnesty")

 

Dijelaskannya, PT Rifan Financindo Berjangka atau RFB adalah perusahaan pialang berjangka yang bergerak di bidang PBK sejak 17 tahun lalu.

Kali ini, bersama Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX) dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI) menyelenggarakan edukasi dan sosialisasi di lima kota besar yaitu Pekanbaru, Semarang, Medan, Palembang dan Surabaya mulai Agustus sampai November 2017 mendatang.

"Rangkaian kegiatannya mulai dari media workshop dan lomba karya jurnalistik tentang industri PBK. Salah satu juri lomba adalah Mayong S Laksono," ucapnya.

Untuk Kota Medan, pihanya menggandeng Universitas Sumatera Utara dalam program Future Trading Learning Center (FTLC). Tujuan FTLC untuk memberikan pemahaman sejak dini soal industri PBK.

Target jangka panjangnya, mata kuliah PBK masuk ke dalam kurikulum Fakultas Ekonomi USU. Teddy berharap masyarakat dapat berinvestasi secara sehat di industri PBK melalui BBJ dan KBI.

Pasalnya, potensi industri ini sangat besar dan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia.

"Masyarakat masih awam dengan jenis investasi ini. Umumnya mereka hanya mengenal saham, obligasi, reksadana, deposito, dan lainnya. Ditambah lagi, citra negatif yang melekat pada pelaku dan perusahaan pialang," ungkap Teddy.

Direktur Utama BBJ, Stephanus Paulus Lumintang menambahkan, dinamika industri PBK masih punya potensi untuk berkembang dan berkontribusi dalam perekonomian Indonesia.

Asal para pelaku pasar melakukan sosialisasi dan edukasi yang konsisten, intensif dan ekstensif bagi masyarakat umum dan civitas akademi supaya semua potensi terealisasi. Tentunya juga didukung oleh pemerintah.

"Industri PBK saat ini beroperasi di bawah regulasi yang jelas, lebih aman dari risiko penipuan berkedok investasi yang sering kita dengar," ucap Paulus.

Halaman:


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com