Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sun Life Bidik Pekerja Muda untuk Berasuransi Penyakit Kritis

Kompas.com - 28/09/2017, 18:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan asuransi jiwa PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) membidik pekerja muda untuk berasuransi penyakit kritis. Pasalnya, ada kecenderungan semakin banyak generasi muda yang terkena penyakit kritis seperti jantung, stroke, kanker, dan gagal ginjal.

“Berdasarkan survei kami tahun 2015 dan 2016, banyak masyarakat Indonesia yang menjalankan gaya hidup tidak sehat seperti kurang tidur, pola makan tidak teratur, serta jarang berolah raga. Gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan risiko penyakit kritis, bahkan kini fenomena penyakit kritis tidak lagi identik dengan usia lanjut,” tutur Chief Marketing Officer Sun Life Financial Indonesia Shierly Ge saat peluncuran produk Asuransi Sun Critical Medicare di Jakarta, Kamis (28/9), dalam keterangan resmi.

Dalam kesempatan itu, hadir juga Chief Agency Officer Sun Life Financial Indonesia Wirasto Koesdiantoro, serta Budhi Setianto dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI  yang juga Ketua I Yayasan Jantung Indonesia. Budhi memaparkan tentang bahayanya penyakit jantung.

Shierly memaparkan, penduduk dengan usia produktif yakni 15 - 45 tahun kini semakin rentan terkena penyakit jantung.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sampai Februari 2017, jumlah tenaga kerja dengan rentang usia 20 sampai 34 tahun mencapai 43 juta jiwa. 

“Merekalah yang akan menjadi target pemasaran produk baru kami, yang akan dipasarkan melalui jalur distribusi keagenan,” ujar Shierly.

Menurut Sherly, jika terserang penyakit kritis seperti jantung, seseorang harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk perawatan medisnya.

Ia mencontohkan, untuk biaya perawatan penyakit kanker, butuh sekitar Rp 250 juta per tahun, penyakit  jantung sekitar Rp 300 juta per tahun, stroke sekitar Rp 170 juta per tahun, dan gagal ginjal minimal Rp 100 juta per tahun khusus untuk cuci darah atau bisa mencapai Rp 500 juta jika harus menjalani transplantasi ginjal.

Tak heran, sekitar 20 persen masyarakat menengah ke atas jatuh miskin akibat penyakit kritis. “Makanya lebih baik mentransfer risiko tersebut ke perusahaan asuransi,” kata dia. 

Shierly menjelaskan, premi asuransi penyakit kritis sangat terjangkau, hanya sekitar Rp 3.000 per hari. Manfaat yang diterima mulai dari pemeriksaan, rawat inap, rawat jalan, pemulihan, dan pemantauan. Jika nasabah memiliki BPJS, produk Sun Life itu menjadi benefit tambahan.

"Sun Life berkomitmen memberikan perlindungan bagi generasi muda mulai dari pekerja pemula, pelaku start up, dan wirausaha muda yang jumlahnya makin bertambah di Tanah Air," katanya.

Sementara itu Budhi mengungkapkan saat ini semakin banyak generasi muda yang terserang penyakit kritis. Hal itu karena adanya perubahan gaya hidup. Generasi muda cenderung malas berolahraga, merokok, dan tidak menjaga keseimbangan konsumsi makanan, sehingga tidak mengontrol kadar gula darah dan kolesterol. 

Chief Agency Officer Sun Life Financial Indonesia Wirasto Koesdiantoro menambahkan, produk Sun Critical Medicare dapat digunakan di tiga negara yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura. 

Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia Elin Waty dalam keterangan tertulisnya mengatakan, produk Sun Critical Medicare mencerminkan komitmen Sun Life untuk memberikan proteksi berkualitas bagi generasi muda yang tengah menapaki tangga karier.

“Kami ingin memastikan bahwa mereka dapat memperoleh perlindungan terhadap penyakit kritis mulai tahap awal dengan harga yang sangat terjangkau, mengingat penyakit kritis kini tidak hanya diderita oleh kalangan lanjut usia, namun juga oleh generasi muda yang sedang giat-giatnya mengejar cita-cita,” kata dia.

Seiring Hari Jantung Sedunia yang diperingati setiap 29 September, Sun Life juga menjalin kerja sama dengan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) dalam bentuk pemberian donasi itu. Sun Life berharap pemahaman generasi muda terhadap bahaya penyakit kritis dan pentingnya menerapkan gaya hidup sehat dapat makin terbangun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com