Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: Perekonomian Global Terus Membaik

Kompas.com - 11/10/2017, 22:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC.com

LONDON, KOMPAS.com- Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan, pemulihan ekonomi global kian menguat. Hal ini diungkapkan lembaga internasional tersebut dalam laporan terbarunya yang bertajuk World Economic Outlook.

Mengutip BBC, Rabu (11/10/2017), IMF merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan mengekspektasi adanya pertumbuhan yang lebih kuat. IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia mencapai 3,7 persen pada tahun 2017.

Adapun khusus untuk Inggris, IMF mengekspektasikan pertumbuhan ekonomi malah melambat dari 1,8 persen pada tahun 2016 menjadi 1,7 persen pada tahun 2017. Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Inggris diproyeksikan mencapai 1,5 persen.

Meskipun Inggris adalah pengecualian pada pola penguatan pertumbuhan ekonomi dalam asesmen IMF, namun pada tahun ini dan tahun depan proyeksi pertumbuhan diekspektasikan lebih kuat pada dua ekonomi G7 lainnya, yakni Jepang dan Italia.

Penilaian IMF terkait prospek pertumbuhan Inggris merefleksikan pelemahan pertumbuhan belanja konsumen karena jatuhnya nilai tukar poundsterling dan dampak pada pendapatan riil yang disesuaikan inflasi. Namun, IMF mengekspektasikan inflasi akan turun secara gradual ke target Bank of England sebesar 2 persen.

Dalam laporannya, IMF menyatakan perekonomian global mengalami pembalikan siklikal setelah mencatatkan pertumbuhan yang mengecewakan dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa negara pun mengalami revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi. Perubahan terbesar tahun ini adalah pada Kanada, Rusia, dan Brazil. Meski angka proyeksi masih lemah, namun terjadi perbaikan dibandingkan dua tahun lalu.

IMF juga mencatat adanya sedikit penurunan, khususnya pada India. Hal ini terkait dengan dampak mata uang pada tahun lalu dan ketidakpastian terkait kebijakan pajak yang baru.

IMF memproyeksikan ekonomi India masih tumbuh tidak jauh dari 7 persen pada tahun ini. Adapun pada tahun 2018 lalu, pertumbuhan ekonomi India diproyeksi berada di atas angka tersebut.

Dalam laporannya, IMF juga memperingatkan bahwa pemulihan ekonomi global belum sepenuhnya selesai dan tetap menghadapi sejumlah risiko. Salah satu risiko tersebut adalah inflasi yang terlampau rendah di beberapa negara.

Kondisi tersebut membuat bank sentral hanya memiliki sedikit ruang untuk merespon pelemahan ekonomi ke depan dengan memangkas suku bunga acuan yang sudah rendah. IMF pun memiliki kekhawatiran mengenai lemahnya pertumbuhan produktivitas, yang mengganggu prospek peningkatan standar hidup.

Sementara itu, ekspansi kredit di China yang terlampau pesat meningkatkan risiko penurunan pertumbuhan ekonomi yang tajam di negara itu. Menurut IMF, pemerintah China harus mengintensifkan upaya untuk menangani permasalahan tersebut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Whats New
AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi 'Lender Institusional'

AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi "Lender Institusional"

Whats New
Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Whats New
Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com