Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi: Jangan Sampai Kemenangan Ini Hilang...

Kompas.com - 17/10/2017, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dikenal karena kebijakannya menenggelamkan kapal ikan asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal. Kebijakan Susi ini pun disoroti dunia, bahkan tak jarang menimbulkan pro dan kontra.

Susi menyatakan, setelah dilakukan kebijakan penenggelaman kapal, pasokan ikan di perairan Indonesia meningkat signifikan. Pada tahun 2014 lalu, pasokan ikan di perairan Indonesia hanya 6,5 juta ton, namun kini telah meningkat menjadi 12,5 juta ton.

Selain itu, kapal-kapal ikan berbendera asing pun kini banyak yang kabur dari wilayah perairan Indonesia. Menurut Susi, ada sekitar 10.000 kapal asing yang kabur dari Indonesia.

Tak hanya itu, nilai tukar nelayan pun meningkat signifikan. Indonesia pun saat ini memiliki cadangan ekonomi yang besar untuk masa depan.

"Tidak boleh ada kapal asing, nelayan asing yang tangkap ikan di Indonesia. Ini adalah kemenangan Indonesia, sumber daya ini 100 persen untuk Indonesia," kata Susi saat menyampaikan kuliah umum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI), Depok, Selasa (17/10/2017).

Namun demikian, imbuh dia, jangan sampai kemenangan ini hilang. Kemenangan rakyat Indonesia di bidang kelautan dan perikanan tersebut harus berkelanjutan.

Pasalnya, sumber daya perikanan adalah sumber daya alam yang terbarukan. Ini berbeda dengan sumber daya mineral yang perlahan akan habis dan tidak dimiliki lagi oleh rakyat Indonesia.

"Sumber daya ini akan terus produktif dengan aturan yang sesuai. Presiden Jokowi tidak salah bilang bahwa laut adalah masa depan bangsa," ungkap Susi.

Oleh karena itu, ia berpesan kepada mahasiswa agar dapat memberikan kontribusi nyata di masa mendatang. Tujuannya agar Indonesia dapat terus "menang" dan berjaya karena memiliki sumber daya laut yang melimpah dan tidak dikuasai asing.

"Persoalannya adalah masalah bisnis. Mereka akan terus melobi (agar aturan penenggelaman kapal diubah)," tutur Susi.

Kompas TV Menteri Susi ternyata kewalahan mengikuti kirab. Bukan karena jauh, Menteri Susi justru kesulitan untuk berjalan perlahan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com