Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Tembus Level 6.000, Bagaimana Kontribusi Terhadap Ekonomi?

Kompas.com - 25/10/2017, 16:46 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru dengan menembus level 6.000 pada perdagangan saham Rabu, (25/10/2017).

Dengan mencapai rekor baru tersebut lantas bagaimana kontribusi IHSG terhadap perekonomian nasional?

Reza Priyambada Analis PT Binaartha Sekuritas mengatakan, pencapaian rekor baru IHSG pada perdagangan saham pekan ini tidak serta-merta memberikan dampak signifikan pada perkonomian nasional.

Menurut Reza, pencapaian rekor tersebut lebih berdampak besar kepada investor di pasar saham.

(Baca: Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia Tembus Rp 6.600 Triliun

"Pergerakan indeks yang mencapai level 6.000 untuk kontribusi ke ekonomi nasional sebenarnya enggak terlalu besar, karena itu kan kembali lagi, putaran uang di investor," ujar Reza kepada Kompas.com, Rabu (25/10/2017).

Menurutnya, dari sisi investor, jika mendapatkan keuntungan dalam perdagangan saham, maka keuntungan dari perdagangan saham akan dikembalikan ke pasar saham dengan bertransaksi membeli saham baru.

"Investor itu setelah dia mendapatkan keuntungan tentu dia akan membelanjakan lagi keuntungan tersebut untuk bertransaksi saham, yang artinya efek buat perekonomian nasional itu sebenarnya enggak terlalu signifikan," kata Reza.

Reza mengatakan, jika ingin pasar saham memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasioal, maka yang diperlukan adalah meningkatkan perusahaan untuk melakukan pencatatan saham pada bursa.

"Kecuali kalau banyak calon-calon emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa, itu mungkin ada efeknya," lanjut dia. 

Eefeknya misalkan setelah mencatatkan sahamnya di bursa, otomatis perusahaan akan mendapatkan fresh money.

"Nah dari fresh money itu digunakan untuk ekspansi dan digunakan untuk hal-hal lainnya yang terkait dengan operasional perusahaan itu mungkin akan ada efeknya buat perekonomian nasional," jelasnya.

Kendati demikian, hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah perusahaan yang melantai di bursa, agar berkontribusi pada ekonomi, maka perusahaan yang melakukan pencatatan saham harus signifikan.

"Tapi kalau yang melantai di bursa cuma satu atau dua emiten tidak cukup besar," pungkasnya.

Cetak Sejarah Baru

Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan saham Rabu (25/10) pukul 16.00 WIB, IHSG ditutup di level 6.000. RTI mencatat, IHSG naik 73,36 poin atau 1,23 persen ke posisi 6.025,53.

Laju sembilan sektor menjadi pendorong penguatan indeks. Sektor industri dasar dan perdagangan naik paling tajam yaitu masing-masing 3,14 persen dan 2,34 persen. Hanya, sektor infrastruktur yang turun 1,13 persen.

Sebanyak 206 saham ditutup menguat, sementara 136 saham yang melemah. Sisanya, 123 saham lainnya stagnan.

Pada perdagangan saham Rabu, investor asing mulai masuk ke pasar, dengan mencatatkan nilai pembelian bersih (net buy) di seluruh pasar Rp 130,42 miliar.

Kompas TV Meski terus ditinggal pemodal asing, indeks harga saham gabungan di bursa efek indonesia melaju mendekati angka 6.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com