Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara yang Bisa Dipakai Startup Indonesia Hadapi "Raksasa" Asing

Kompas.com - 14/11/2017, 17:36 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Penasihat Asosiasi e-commerce Indonesia, Daniel Tumiwa, menilai pelaku startup dalam negeri sudah dipastikan khawatir dengan kehadiran pemain-pemain besar di bidang e-commerce yang kebanyakan berasal dari luar negeri. Startup Indonesia masih bisa hidup dan bertahan dengan sejumlah catatan.

"(Pelaku) startup harus cari niche-nya, niche (ceruk) yang tidak dimiliki oleh pemain-pemain asing. Sehingga bagi dia sendiri sebagai pengusaha, melihat bagaimana startup saya bisa berguna dan hidup berdampingan dengan giant-giant (e-commerce) yang masuk," kata Daniel saat ditemui usai acara di hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2017).

Menurut Daniel, perkembangan bisnis e-commerce dari pemain besar tidak bisa dibendung dan mau tidak mau harus dihadapi bersama. Untuk menyikapi persaingan seperti itu, pelaku startup dituntut untuk tetap mengemas dan menciptakan bisnis yang baik, dengan produk yang tidak kalah kualitasnya dengan produk luar negeri.

Adapun alternatif lain yang bisa dilakukan pelaku startup agar tidak tergerus pemain besar adalah mempersiapkan diri mereka untuk diakuisisi.

Baca juga: Startup Indonesia Jadi Target Investasi Perusahaan Teknologi Ternama

Ilustrasi StartupThe Next Web Ilustrasi Startup
Daniel melihat, tujuan semacam itu tidak masalah karena untuk beberapa tahun ini, pengusaha e-commerce juga masih belajar bagaimana cara mengelola bidang usaha yang terbilang baru di Indonesia.

"Kita harus menerima investasi asing masuk. Belajar sistemnya seperti apa, lalu keluar, dan bikin sendiri," tutur Daniel.

Dia mencontohkan ketika mesin pencari dari Yahoo memasuki China, beberapa tahun silam. Kala itu, Yahoo sempat merajai pasar untuk search engine, hingga kemudian muncul Baidu sebagai hasil buatan dalam negeri yang kemudian digunakan secara dominan sampai Yahoo tidak lagi dipakai di China.

Kompas TV Perusahaan Startup Kembangkan Detektor Tas Mewah Tiruan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com