Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Dorong Peningkatan Penjualan Produk Perikanan Berkelanjutan

Kompas.com - 15/11/2017, 22:10 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) mendorong pengelolaan perikanan berkelanjutan. Ini dalam rangka pemenuhan produk perikanan yang bertanggung jawab yang telah menjadi tuntutan global.

Apalagi, Indonesia pun merupakan salah satu negara produsen hasil perikanan terbesar di dunia. Hal ini pula yang menjadi latar belakang diselenggarakannya Indonesia Fisheries and Aquaculture Forum, Rabu (15/11/2017).

Seafood Import Monitoring Program (SIMP) oleh pemerintah AS akan diberlakukan pada tahun 2018 mendatang, termasuk berbagai aturan dan standar produk ekspor yang telah lebih dulu diberlakukan di Uni Eropa maupun negara lainnya. Mengingat, AS adalah salah satu negara tujuan ekspor utama perikanan Indonesia untuk udang, tuna, dan rajungan.

Volume ekspor Indonesia ke Amerika pada 2016 mencapai 180 ribu ton atau senilai 1,6 miliar dollar AS. Angka ini meningkat 11,8 persen secara volume atau 10,67 persen secara nilai dari tahun sebelumnya.

Baca juga: Ada Isu Ikan Sarden Mengandung Logam Beracun, Ini Penjelasan KKP

Di sisi lain, tarif bea masuk produk perikanan Indonesia di Uni Eropa masih cukup tinggi, sekitar 6-24 persen. Adapun Timor Leste, Papua Nugini, Vietnam, dan beberapa negara lain mendapatkan tarif bea masuknya jauh lebih rendah dan bahkan tidak dikenakan tarif bea masuk.

“Sudah tiga tahun berjalan, Indonesia sudah saatnya juga mendapatkan tarif yang sama nol persen, ini yang sedang kita perjuangkan,” kata Nilanto Perbowo, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP dalam pernyataan resmi, Rabu (15/11/2017).

Lambat laun, imbuh Nilanto, saat ini masyarakat semakin peduli bahwa ikan yang dikonsumsi harus berasal dari sumber yang jelas, diperoleh dari praktik penangkapan ikan yang baik dan benar, serta ditangkap di wilayah pengelolaan perikanan yang benar.

"Melihat kesadaran masyarakat ini, itulah yang harus kita perjuangkan,” ujar Nilanto.

Pihak industri nasional maupun global saat ini turut mendukung program pemerintah untuk menciptakan perikanan yang berkelanjutan, salah satunya dengan menjual produk perikanan yang berkualitas dan dengan label "safe, sustainable, and naturally diverse." Dengan kata lain ikan yang mereka jual bukan ikan dari hasil penangkapan ilegal dan aman untuk dikonsumsi.

"Salah satu industri nasional yang bergerak dalam bidang food retail hanya memasok dan menyediakan produk perikanan yang ditangkap secara legal dan mengutamakan peningkatan produk dari komunitas lokal," jelas Nilanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com