Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Pancasila Antar Megawati Dapat Doktor HC dari Kampus di Korsel

Kompas.com - 17/11/2017, 11:14 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

“(Namun), di sisi lain, demokrasi Pancasila juga menentang otoritarianisme dan totaliterisme yang hanya akan melahirkan demokrasi sentralisme dan kekuasaan diktator,” papar Megawati.

Megawati pun menyisipkan kritik atas tren praktik ekonomi global saat ini. Menurut dia, imperialisme dan kapitalisme yang memiliki watak ingin menguasai orang dan bangsa lain masih menggurita.

Relasi dominasi ekonomi itu juga, kata Megawati, yang kemudian cenderung memicu kompleksitas hubungan antar-bangsa di dunia. Relasi antar-bangsa tetaplah sebuah keharusan, lanjut dia, tetapi semestinya bukan berarti kedaulatan bangsa—termasuk di bidang ekonomi—diserahkan ke bangsa lain.

“Setiap bangsa memang tidak dapat mengisolir diri dari bangsa lain. (Sebaliknya), nasionalisme tidak boleh dipahami sebagai sikap anti-asing dan perilaku fanatik yang kemudian memunculkan gerakan chauvinisme nasionalis,” papar Megawati.

(Baca juga: Megawati Raih Doctor Honoris Causa dari Universitas Korsel)

Dalam orasinya itu, Megawati memaparkan pula bahwa demokrasi Pancasila merupakan acuan bagi dirinya untuk terus menyuarakan perdamaian dunia, tak terkecuali di Semenanjung Korea.

“Karena itu pula, saya tidak akan menyerah untuk terus terlibat dalam upaya mencari penyelesaian konflik antara Korea Selatan dan Korea Utara,” ujar dia.

Megawati menyuarakan juga penentangan terhadap upaya apa pun yang hendak menunggangi situasi di Semenanjung Korea sebagai dalih intervensi kedaulatan.

"Saya memilih bersama dengan rakyat Korea Selatan dan Korea Utara untuk terus mengupayakan perdamaian kedua negara. Saya pun selalu katakan, kalian sesungguhnya bersaudara, satu rumpun,” kata Megawati disambut tepuk tangan.

Sehari sebelumnya, Rabu (15/11/2017), Megawati bertemu dengan Perdana Menteri Korea Selatan, Lee Nak-yeon.


Didampingi Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, pengurus PDI-P, dan sejumlah anggota Fraksi PDI-P di DPR, Megawati dan Lee membahas hubungan di antara kedua negara.

Anggota DPR dari FPDI-P Herman Hery yang ikut dalam pertemuan itu mengatakan, Megawati menyampaikan harapan persoalan antara Korea Selatan dan Korea Utara bisa diselesaikan lewat cara damai dan mengedepankan rekonsiliasi.

Sebaliknya, lanjut Herman, Lee bertutur tentang upaya negaranya dalam menyikapi isu nuklir Korea Utara dan terus berharap dukungan dari Indonesia. PM Korea Selatan juga menyatakan apresiasi atas kerja sama di antara kedua negara yang mencakup banyak bidang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com