Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akankah Kegaduhan Politik Berpengaruh terhadap Ekonomi Indonesia?

Kompas.com - 21/11/2017, 15:32 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di penghujung tahun 2017, sebagian besar pelaku usaha disebut banyak membicarakan tentang kondisi perekonomian di Indonesia pada tahun 2018 yang dianggap tidak lepas dari kondisi politik mendatang.

Banyak juga dari mereka yang penasaran, apakah dinamika politik di tahun depan nantinya akan memengaruhi kondisi perekonomian secara umum di Indonesia atau tidak.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menyebut tahun 2018 akan ada 171 Pilkada serentak di mana pemilihnya melebihi tiga per empat dari total pemilih pada Pilpres 2019 mendatang.

Suasana politik diprediksi akan menghangat, bahkan berpotensi gaduh dari kondisi seperti itu.

"Saya bisa bilang, politik di Indonesia itu gaduhnya seperti yang dikatakan Pak Pramoedya Ananta Toer, seperti badai tapi hanya di dalam secangkir kopi," kata Burhan saat menjadi pembicara di acara DBS Bank Indonesia, Hotel Mulia, Selasa (21/11/2017).

Bila bicara politik, tutur Burhan, maka tidak lepas dari kegaduhan. Terlebih dengan Pilkada serentak dan pemanasan sebelum Pilpres 2019, maka gejolak politik di tahun 2018 dipastikan akan terjadi.

Namun, Burhan mengajak untuk melihat kembali ke belakang. Menurut dia, dari tahun 1999 sampai 2014, belum ada gejolak politik dari pemilihan umum yang menyebabkan sampai terjadinya kerusuhan massal.

Berbeda dengan ketika diadakan pemilihan umum di sejumlah negara yang tidak lepas dari kerusuhan dalam skala besar, seperti India, Pakistan, dan Filipina.

"Kita bisa bandingkan dengan Amerika di mana sudah berdemokrasi selama 200 tahun, politiknya gaduh tapi ekonominya tetap jalan. Sedangkan Indonesia baru 19 tahun melaksanakan demokrasi," ucap Burhan.

Burhan juga menyinggung tentang peran Pilkada dalam perekonomian di Indonesia. Menurut dia, meski masih banyak kekurangan pada sistem dan pelaksanaannya, tetap ada sisi positif dari Pilkada yang dilaksanakan rutin hingga melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang bisa membawa terobosan dari sisi ekonomi.

"Kalau kita tidak punya Pilkada, praktis yang terjadi adalah elite politik dan pejabat kita dipenuhi oleh orang-orang tua, seperti yang terjadi di Malaysia," ujar Burhan.

Dia berpesan agar pelaku usaha tidak perlu panik dalam menyongsong tahun 2018. Jika nantinya ada gejolak politik, kemungkinan besar tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kondisi dan pertumbuhan ekonomi. Bahkan, pemerintah optimistis menargetkan tingkat pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com