Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Pekerja Migran 6 Kali Lebih Tinggi Ketimbang di Dalam Negeri

Kompas.com - 28/11/2017, 12:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia melaporkan, saat ini ada 9 juta pekerja migran Indonesia yang sedang bekerja di luar negeri. Mereka setara dengan 7 persen total angkatan kerja Indonesia.

Laporan terbaru bertajuk Pekerja Global Indonesia yang dirilis hari ini, Selasa (28/11/2017) tersebut pun menujukkan bahwa migrasi internasional berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2016. Pekerja migran Indonesia mengirim remitansi sebesar 8,9 miliar dollar AS atau Rp 118 triliun lebih.

Dalam laporannya tersebut, Bank Dunia pun mancatat ada beberapa manfaat yang diperoleh dari migrasi untuk bekerja. Pertama, pekerja migran memperoleh pekerjaan berbayar.

"Banyak dari pekerja migran Indonesia yang sebelumnya menganggur memperoleh pekerjaan di luar negeri, bahkan seringkali ini adalah pekerjaan pertama mereka," tulis Bank Dunia dalam laporannya.

Baca juga : ASEAN Sepakati Konsensus Perlindungan Pekerja Migran

Kedua, memperoleh penghasilan lebih tinggi. Data Bank Dunia menyebut, pekerja migran Indonesia yang pernah bekerja sebelum migrasi, biasanya memperoleh penghasilan 4-6 kali lebih tinggi di luar negeri.

Bank Dunia juga menemukan bahwa, pekerja migran wanita yang pergi ke negara-negara Asia yang lebih maju, seperti Taiwan, Hong Kong, dan Singapura, dapat memperoleh penghasilan hingga 6 kali lebih tinggi dari yang mereka peroleh di Indonesia.

Ketiga, memperoleh keterampilan dan pengalaman. Mayoritas atau 77 persen purna pekerja migran menyatakan, mereka memperoleh keterampilah baru selama migrasi.

Keempat, meringankan beban keuangan rumah tangga. Remitansi dari pekerja migran Indonesia berkontribusi penting terhadap pengurangan kemiskinan.

Baca juga : Dua Pasal Dinilai Jadi Titik Lemah UU Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

"Hasil penelitian menunjukkan remitansi mengurangi kemiskinan rumah tangga di Indonesia untuk jatuh miskin sebesar 28 persen," ungkap Bank Dunia.

Dalam hal pekerja migran wanita, remitansi mengurangi tingkat partisipasi pekerja anak sebesar 17-32 poin persentase tanpa mengurangi tingkat partisipasi angkatan kerja anggota keluarga lain dalam rumah tangganya.

Kelima, manfaat jangka panjang. Remitansi juga berkontribusi terhadap peningkatan kehidupan jangka panjang bagi pekerja migran dan keluarga mereka.

Sebanyak 40 persen rumah tangga pekerja migran memanfaatkan penghasilan mereka dari remitansi untuk pendidikan. 15 persen menginvestasikannya untuk modal usaha dan lebih dari 20 persen menyimpannya di rekening tabungan.

Kompas TV Pihak Yayasan Panca Karsa melaporkan dugaan penyekapan TKW kepada pihak KBRI di Riyadh, Arab Saudi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com