BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kominfo

Holding BUMN Tingkatkan Daya Saing Nasional

Kompas.com - 05/12/2017, 17:28 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memastikan pembentukan induk perusahaan (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bertujuan meningkatkan daya saing nasional.

"Kami ingin membangun daya saing. Itu enggak mungkin dengan satu BUMN, tapi harus versinergi dari beberapa BUMN," kata Staf Khusus Menteri BUMN Wianda Pusponegoro saat diskusi Forum Merdeka Barat 9 bertema "Mengapa Perlu Holding BUMN?" di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Selasa (5/12/2017).

Pembentukan holding sektoral BUMN, ia melanjutkan, juga bertujuan menjadikan BUMN lebih tangguh dan mampu meningkatkan kinerjanya.

"Besar, kuat, dan lincah itu hanya kata sifat saja. Tujuan akhirnya adalah agar BUMN lebih mampu melayani masyarakat, karena BUMN pada dasarnya milik rakyat," ujarnya.

Baca: Rini Beberkan Alasan Bentuk Holding BUMN Tambang

Holding sektoral BUMN perlu dilakukan untuk menjamin pendanaan mandiri yang berkesinambungan sehingga BUMN tidak lagi bergantung pada APBN, percepatan dan penguatan sektoral, hingga menjadi regional champion dengan memperkuat kapabilitas, menyelaraskan operasi, dan mencapai sinergi.

Ia menegaskan bahwa holding BUMN bukanlah menjual BUMN ke swasta sebab saham mayoritas BUMN masih dimiliki oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah tetap mengawasi pengelolaan BUMN tersebut.

"Siapa sih yang menjadi cangkangnya holding? Kalo nanti jadi holding, peran pemerintah berkurang pada masing-masing holding? Itu tidak benar, karena yang menjadi anggota holding itu 100 persen milik pemerintah. Pemerintah full mengontrol di sana," paparnya.

Baca: Rini Teken Pengalihan Saham 3 BUMN, Holding BUMN Tambang Resmi Berdiri

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta mengatakan, holding BUMN membuka peluang untuk masuknya modal dari swasta. Dengan begitu, APBN yang semula dialokasikan untuk membiayai BUMN bisa dialihkan ke program prioritas pemerintah, yakni pemerataan ekonomi.

“APBN untuk kebutuhan sosial yang perlu dibangun. Pemerintah harus membangun wilayah pinggiran yang secara komersial tidak mungkin dibangun swasta atau BUMN. Sehingga pemerataan terwujud,” katanya.

Staf Khusus Kementerian BUMN Wianda Pusponegoro mengatakan pembentukan induk perusahaan BUMN bertujuan menjadikan BUMN besar, kuat, dan lincah. Hal itu disampaikan saat diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Kominfo, Selasa (5/12/2017).KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Staf Khusus Kementerian BUMN Wianda Pusponegoro mengatakan pembentukan induk perusahaan BUMN bertujuan menjadikan BUMN besar, kuat, dan lincah. Hal itu disampaikan saat diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Kominfo, Selasa (5/12/2017).

Holding BUMN, ia melanjutkan, tidak mengurangi kewajiban BUMN terhadap negara. Setoran pajak dan deviden BUMN tidak berkurang dengan proses itu. Bahkan, porsi saham pemerintah di dalam BUMN pun tidak berkurang. “Saham merah putih tetap ada di masing-masing BUMN, yakni saham seri A,” ujarnya.

Ia menekankan, holding BUMN adalah proses awal yang akan diikuti proses-proses lain yang lebih strategis. Dengan demikian, BUMN Indonesia bisa bersaing, tak hanya di skala nasional tapi juga di tingkat global.


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com