Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Siap Topang Pendanaan Holding BUMN

Kompas.com - 06/12/2017, 08:35 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pembentukan holding sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) salah satunya bertujuan untuk menguatkan BUMN dari sisi pendanaan.

Holding juga diharapkan bisa membuat sistem keuangan unit usaha yang berada di bawah kepemilikan negara dijalankan secara mandiri.

Namun, jika ke depannya ternyata ada kendala, pemerintah siap memberi dukungan dalam bentuk tambahan dana. Perhitungan bantuan dana yang diberikan turut mempertimbangkan kondisi ekonomi serta kemampuan holding BUMN.

"Kalau kemudian nanti ada kebutuhan support dari pemerintah, tentu kami akan lihat nanti bagaimana kebutuhan tersebut bisa kami dukung," kata Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata saat ditemui usai diskusi di gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2017).

Mengenai pengelolaan holding BUMN, Isa memastikan wewenang penuh tetap ada pada negara. Hal itu dilihat dari saham dwi warna atau saham Seri A yang membuat pemerintah berhak dalam menentukan kebijakan strategis serta menolak segala keputusan yang dianggap dapat merugikan holding maupun masyarakat pada umumnya.

"Holding pertambangan, pemilik holding adalah Inalum yang 100 persen dikuasai Pemerintah RI. Secara langsung dan tidak langsung, pengaturan di dalam perusahaan holding itu tetap pada Pemerintah RI," tutur Isa.

Melalui skema holding, kapasitas BUMN diyakini bisa lebih baik karena sinergi perusahaan sejenis yang menopang satu sama lain. Holding BUMN juga dianggap akan menghasilkan laba bersih lebih tinggi ketimbang sebelum membentuk holding.

Pada setiap holding BUMN, ada satu perusahaan yang ditunjuk sebagai induk holding dengan perusahaan lain sebagai anggota holding atau anak usahanya.

Status BUMN perusahaan yang menjadi anggota holding akan dilepas, namun peran dan fungsinya tetap sama, tidak berubah seperti ketika masih menyandang status BUMN.

BUMN berencana membentuk sejumlah sektor holding, yaitu pertambangan, energi, perbankan serta jasa keuangan, jalan tol dan konstruksi, perumahan, dan pangan. Beberapa di antaranya sudah terealisasi, seperti holding pertambangan, sementara sektor lainnya masih dipersiapkan untuk pembentukan holding.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Whats New
Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Whats New
Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Whats New
Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Whats New
Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Whats New
Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'Outsourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "Outsourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Whats New
AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi 'Lender Institusional'

AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi "Lender Institusional"

Whats New
Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Whats New
Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com