Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Gaji Penyiar Radio di Jakarta?

Kompas.com - 12/12/2017, 06:08 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bekerja di sebuah radio swasta di bilangan Jakarta, terlebih menjadi sebuah penyiar, kadang masih dianggap kurang menjanjikan oleh orang awam.

Padahal, posisi penyiar oleh mereka yang berkutat pada industri radio, justru dianggap sebagai posisi strategis dengan penghasilan yang sangat menjanjikan.

Ketua Umum Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) DKI Jakarta, M Rafiq, mengungkapkan banyak mereka dengan profesi penyiar di Jakarta bisa menerima honor hingga puluhan juta rupiah.

Besaran puluhan juta rupiah itu bahkan bisa didapat dalam kurun waktu sebulan, atau sama artinya dengan gaji penyiar tersebut tiap bulannya.

"Di Jakarta itu ada penyiar radio yang tiap bulan bisa bawa pulang uang Rp 60 juta. Jadi, yang cuma dapat Rp 20 juta sebulan, banyak," kata Rafiq dalam sebuah konferensi pers pada acara Radio Day 2017 di gedung Ayana Mid Plaza, Senin (11/12/2017).

Rafiq menjelaskan, puluhan juta rupiah yang didapat oleh penyiar itu murni honor sebagai penyiar di salah satu radio swasta. Sehingga, jika penyiar itu memiliki pekerjaan lain di luar tugasnya sebagai penyiar, misalkan menerima tawaran sebagai master of ceremony (MC) maupun sebagai moderator di acara-acara tertentu, maka penghasilan bulanannya bisa lebih besar lagi.

"Jadi, kebayang enggak? Dia siaran pagi dari pukul 06.00 sampai 10.00 WIB, setiap hari siaran Senin sampai Jumat. Dari situ, bisa dapat honor Rp 50 juta sebulan," tutur Rafiq.

Ketika membicarakan tentang gaji bulanan seorang penyiar, menurut Rafiq, bisa menimbulkan rasa iri di kalangan sesama pekerja di sebuah radio. Hal itu dikarenakan bisa dibilang gaji seorang penyiarlah yang sampai saat ini paling besar ketimbang posisi lain, bahkan untuk posisi program director gajinya masih di bawah gaji penyiar.

Terhadap informasi tersebut, Kompas.com coba melakukan kroscek ke salah satu pekerja di radio Trax FM Jakarta, Tommy Timoteus.

Menurut Tommy yang kini menduduki posisi sebagai creative assistant, hal yang diucapkan Rafiq benar adanya, tetapi bukan berarti gaji semua penyiar sebesar itu.

"Bisa segitu gajinya kalau isi slot prime time. Gaji penyiar di salah satu grup radio besar tempat teman saya kerja, untuk isi prime time, bisa sampai Rp 50 juta sebulan," ujar Tommy.

Sementara itu, rate job MC dan sejenisnya yang biasa digeluti juga oleh seorang penyiar, menurut Tommy, bisa mencapai Rp 5 juta untuk satu acara.

Jadi, bisa diperkirakan berapa penghasilan yang diterima seorang pekerja kreatif seperti penyiar dalam sebulan ditambah dengan kerja sampingan mereka yang justru datang ketika nama mereka mulai dikenal melalui radio.

Rafiq menuturkan, pekerjaan penyiar saat ini berbeda dengan penyiar di masa lampau.

Terlepas dari soal gaji, penyiar dan radio pada umumnya kini lebih memanjakan pendengar, dengan berusaha mencari tahu apa minat serta kesukaan target pendengarnya, berbeda dengan radio zaman dulu yang lebih sering mengarahkan pendengar mengikuti idealisme yang radio tersebut yakini.

"Kalau dulu ditanya calon mertua kerjanya apa, terus bilang penyiar, pasti ditanya nanti mau kasih anak saya makan apa. Sekarang sudah berbeda, enggak begitu lagi," ucap Rafiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com