Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Tahun Politik, Jokowi Minta Pengusaha Tak Hanya "Wait and See"

Kompas.com - 12/12/2017, 10:35 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengajak para pengusaha dan ekonom agar tidak pesimistis menghadapi tahun 2018 yang merupakan tahun politik.

Pada tahun 2018, akan ada 171 Pilkada yang dilaksanakan serentak di seluruh penjuru Indonesia, dengan proporsi pemilih mencapai tiga per empat dari total pemilih Pilpres tahun 2019 mendatang.

"Tahun 2014 kita ada Pilpres, wait and see. 2015 ada kurang lebih 150-an Pilkada, apa wait and see lagi? 2016 ada 101 Pilkada, wait and see. Nanti tahun 2018 ada 171 Pilkada, wait and see lagi. Nanti 2019 ada Pilpres wait and see lagi. Apakah mau seperti itu?" kata Jokowi saat berpidato pada acara Sarasehan kedua 100 Ekonom Indonesia di Grand Sahid Jaya, Selasa (12/12/2017).

Jokowi menanyakan, mau sampai kapan sikap wait and see itu dipertahankan para pengusaha dan ekonom. Dia memberikan pandangan, Indonesia telah terbiasa menjalankan baik Pilkada maupun Pilpres.

Terlebih, Indonesia bukan pertama kali melaksanakan Pilkada secara serentak dan tidak ada sesuatu yang sampai sangat mengganggu dunia ekonomi pada umumnya.

"Kemarin baik-baik saja, aman-aman saja itu. Ekonomi kita tidak terpengaruh dengan Pilkada yang kemarin-kemarin kita jalankan," tutur Jokowi.

Selain itu, Jokowi turut mengajak semua pihak untuk memilah persepsi antara urusan ekonomi dengan urusan politik. Bila kedua hal tersebut memang berhubungan, disebut Jokowi ada dampak peningkatan kegiatan ekonomi di tahun politik berdasarkan pengalaman selama ini.

"Saya tadi dibisiki Pak Darmin, bisa nambah berapa sih kalau pas ada kontestasi Pilkada itu. 0,2 sampai 0,3 persen, nambah karena belanja iklan, spanduk, kaos, sembako, justru naik. Tapi yang ngomong bukan saya, ekonom juga, Pak Darmin Nasution," ujar Jokowi.

Dia kembali mengajak semua pihak optimistis menjelang tahun 2018. Jangan sampai ketika negara lain melihat optimistis pertumbuhan ekonomi di Indonesia, warga di dalam negeri malah bersikap sebaliknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Whats New
Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com