Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS: Indeks Pembangunan TIK Indonesia Masih Ketinggalan

Kompas.com - 15/12/2017, 11:55 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

Kompas TV Bitcoin terus menjadi sorotan pelaku sektor keuangan.

KOMPAS.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengungkap bahwa nilai indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (IP-TIK) masih jauh dibandingkan sejumlah negara di Asia Tenggara.

Nilai IP-TIK Indonesia sendiri memang tidak jelek. Berdasarkan perhitungan International Telecommunication Union (ITU), pada 2016 ini Indonesia mendapat nilai 4,33 dan naik ke peringkat 111.

Capaian itu hanya mengindikasikan kenaikan tipis dibandingkan Indonesia pada 2015 lalu yang mendapat nilai 3,85 dan peringkat 114.

"Memang ada capaian di sana tapi dibandingkan Thailand, Vietnam dan Filipina masih tertinggal. Indonesia cuma unggul dari Kamboja, Timor Leste dan Myanmar," ujar Kecuk di kantor BPS, Jumat (15/12/2017).

Baca juga : Di Belakang Keuangan dan Perbankan, Bisnis TIK Menyusul Tumbuh

Untuk diketahui, berdasarkan catatan ITU pada 2016 lalu IP-TIK Thailand adalah 5,67 di peringkat 78; Vietnam adalah 4,43 di peringkat 108; Filipina adalah 4,67 di peringkat 101. Sedangkan Kamboja mendapat nilai 3,28 di peringkat 128; Timor-Leste mendapat nilai 3,57 di peringkat 122; Myanmar mendapat nilai 3 di peringkat 135.

Dia menambahkan, IP-TIK dipakai untuk menggambarkan pembangunan teknologi informasi dan komunikasi di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.

Selain hasil perhitungan dari ITU, ada juga perhitungan dari BPS. Hasilnya tidak jauh berbeda; yaitu keseluruhan Indonesia mendapat nilai 3,88 pada 2015 dan naik menjadi 4,34 pada 2016.

Menurut Kecuk, salah satu penyebab kecilnya kenaikan IP-TIK tersebut ada pada salah satu komponen pembentuknya. IP-TIK sendiri terbentuk dari tiga sub-indeks; yaitu akses dan infrastruktur, penggunaan, serta keahlian.

"Indonesia naik karena nilai penggunaannya tinggi. Kalau untuk sub-indeks keahlian kenaikannya tipis, karena terpaku ke kualitas sumber daya manusia. Untuk menaikkannya pun perlu waktu lama karena diukur dari sekolah, pendidikan dan lainnya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com