Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sekarang Lebih Mudah Mendapat Bensin sejak Ada SPBU BBM Satu Harga"

Kompas.com - 15/12/2017, 19:44 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

SERUYAN, KOMPAS.com - Jarli, 28 tahun, rutin menjual kosmetik dari desa ke desa di Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Usahanya dirasa semakin lancar dengan adanya BBM satu harga di daerahnya.

Pemuda asal Desa Telaga Pulang ini memerlukan 40 liter bensin tiap hari untuk operasi Kijang Super 1992 miliknya keliling minimal 4 desa.

"Sekarang lebih mudah mendapat bensin (premium) sejak ada SPBU," kata Jarli selagi antre di SPBU Modular di Desa Tanjung Pulang, Danau Sembuluh, Jumat (15/12/2017).

Sebelum SPBU berdiri di sana, Jarli harus membeli bensin dengan harga Rp 10.000 hingga 20.000 per liter. Harganya tergantung mudah atau tidaknya mendapatkan bensin.

Baca juga : Ungkapan Syukur Nelayan Pulau Terluar atas BBM Satu Harga

Jalan masuk ke desa-desa di Danau Sembuluh sendiri berada di kilometer 65 jalan beraspal mulus poros Kota Sampit ke Pangkalan Bun, Kalteng. Perkebunan kelapa sawit menjadi pemandangan sepanjang perjalanan itu.

Sebuah persimpangan di Km 65 itu menjadi jalan masuk Kecamatan Danau Sembuluh. Jauhnya sekitar 70-an Km. Pemandangan menuju ke sana hanya berupa hamparan perkebunan kelapa sawit dan sedikit kebun pohon karet.

Lintasan menuju Danau Sembuluh berupa tanah lembek. Bila hujan, tidak sedikit yang terjebak lumpur. Di jalanan itu pula selalu ditemui lalu lalang dump truck membawa buah sawit dan truk tangki membawa minyak sawit. Hampir tidak ditemui rumah warga dan aktivitas sosial masyarakat sepanjang perjalanan.

"Jalan susah dan harga bensin bisa Rp 10.000 waktu itu. Saya cari yang Rp 9.000 saja sulit sekali," kata Jarli.

Agustus 2017, SPBU berdiri di sana melayani pembelian Premium, solar non subsidi, dan Pertamax. "Sebagai bagian dari program BBM satu harga maka berdiri SPBU Modular ini," kata Eko Suryo, pemilik SPBU.

SPBU kini menjadi andalan bukan hanya Telaga Pulang, tetapi juga 7 desa lain di Danau Sembuluh dan 3 desa lain di Kecamatan Seruyan Ilir.

"Paling terbantu adalah nelayan karena untuk memenuhi mata pencarian mereka mencari ikan air tawar di sungai dan danau," kata Camat Danau Sembuluh, Roby Kurniawan.

"Juga mereka para pekerja yang merupakan warga kita di industri (sawit)," tambah dia.

Kuota per desa

Semua berawal dari Terminal BBM Sampit sekitar 135 km jauhnya dari Danau Sembuluh.

Terminal ini melayani pengiriman Premium, Pertalite, Solar, dan Pertamax untuk 17 SPBU dan 7 APMS. Terminal menampung dalam 6 tangki timbun kapasitas beragam antara 1.500 kiloliter (kl) hingga 2.400kl.

BBM satu harga di Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah disuplai dari terminal ini.

Depot mengirim sekitar 5.000 liter sekali kirim ke Danau Sembuluh. BBM yang paling sering dikirim berupa Premium. Sedangkan BBM jenis lain, seperti Pertamax dan Solar non subsidi sesekali dikirim karena permintaan terbatas.

"Lama pengiriman tergantung kondisi jalan. Menuju ke sana bisa selama 5 jam dengan truk tangki atau 3 jam dengan mobil biasa," kata Yunus Yoga Nanta, Spv Receiving Storage and Distribution Depot BBM Sampit.

Warga desa antusias membeli BBM satu harga ini. Mengantisipasi pembelian berlebih, pengelola SPBU bersama aparat desa membuat aturan pembelian berdasar kuota agar BBM ini tidak dikonsumsi berlebih.

"Jadi ini kebijakan yang disepakati tiap desa. Tetapi tidak menutup kemungkinan melayani orang luar membeli BBM," kata Eko Suryo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

Whats New
Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

Whats New
Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Whats New
Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Whats New
Simak 10 Jenis Pekerjaan 'Work From Anywhere' Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Work Smart
Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Work Smart
Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Whats New
Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com