Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Kredit Bermasalah, Ini yang Dilakukan Bank Bukopin

Kompas.com - 10/01/2018, 15:17 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Eko Rachmansyah Gindo menyatakan, perseroan terus berupaya menurunkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL).

Hingga 30 September 2016, NPL Bank Bukopin tercatat sebesar 4,87 persen (gross). Angka tersebut meningkat dibandingkan posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,37 persen.

Untuk menurunkan NPL, Eko mengaku pihaknya melakukan sejumlah upaya. Dalam Rencana Bisnis Bank (RBB), perseroan menargetkan NPL berada di bawah 3,5 persen hingga akhir tahun 2018. Target NPL ini masih sama dengan target NPL pada tahun lalu.

NPL perseroan masih dominan disumbang oleh sektor tambang batu bara. Eko menuturkan, ada beberapa strategi yang dilakukan, salah satunya adalah dengan menjual aset bermasalah di sektor tersebut.

“Sudah mulai produksi, ada dua batubara, yang satu sudah dijual (alat-alat tambang), sudah lancar kolektabilitasnya , jadi tidak NPL lagi, sudah Rp 250 miliar, sisanya Rp 700 miliar diharapkan tahun ini bisa diselesaikan, harus bertahap," ujar Eko di Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Selain melakukan penjualan aset bermasalah, Bank Bukopin juga akan melakukan restrukturisasi kredit, hingga penagihan terhadap para debiturnya.

"Dikombinasikan, secara sukarela kasih jaminannya itu dikombinasi," terang Eko.

Bank Bukopin menargetkan kredit dapat tumbuh pada kisaran 5 persen pada tahun 2018. Ini sejalan dengan target pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang dipatok pada kisaran 5-7 persen.

"Dengan demikian, ini menunjukan Bank Bukopin pada 2018 ini fokus pada perbaikan kualitas, tapi kita harap profit bisa di atas 20 persen," jelas Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com