Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Mata Uang Virtual, IMF Minta Kerja Sama Internasional

Kompas.com - 23/01/2018, 14:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CoinDesk

NEW YORK, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) mendorong adanya kerja sama global dalam menangani mata uang virtual. Tidak hanya itu, IMF pun memperingatkan risiko atas kenaikan harga mata uang virtual yang melonjak tinggi.

Diberitakan CoinDesk, Selasa (23/1/2018), juru bicara IMF Gerry Rice menyatakan, ada kebutuhan untuk diskusi dan kerja sama internasional yang lebih besar terkait mata uang virtual di antara regulator.

"Ketika harga aset naik sangat cepat, risiko dapat terakumulasi, khususnya jika partisipan di pasar meminjam uang untuk membeli (aset tersebut)," ujar Rice.

Ia pun menambahkan, penting bagi orang-orang untuk memahami risiko yang ditimbulkan oleh mata uang virtual. Di samping itu, pengukuran manajemen risiko yang dibutuhkan pun perlu diambil.

Baca juga: Bank Indonesia Investigasi Penggunaan Bitcoin di Bali

Rice pun menuturkan, IMF menegaskan bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh mata uang virtual, khususnya terkait kerugian investor. Selain itu, mata uang virtual juga berpotensi digunakan untuk tindak pidana pencucian uang, pendanaan terorisme, penghindaran pajak, dan kecurangan.

Sebelumnya, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menyatakan bahwa adalah hal yang tidak bijaksana apabila mata uang virtual tidak diperhatikan. Selain itu, mata uang virtual juga dapat menyebabkan disrupsi yang masif.

"Bank sentral dan lembaga jasa keuangan harus sangat memperhatikan teknologi ini," ungkap Lagarde beberapa waktu lalu.

AS pun pekan lalu telah membentuk lembaga untuk meneliti dan mendiskusi terkait stabilitas keuangan, yakni Financial Stability Oversight Council. Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin menuturkan, lembaga ini untuk diskusi antar regulator khususnya terkait mata uang virtual.

"Kami ingin memastikan bahwa orang-orang jahat tidak bisa menggunakan mata uang ini untuk melakukan hal-hal jahat," tutur Mnuchin.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com