Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PPN: Warga Miskin 26 Juta Jiwa, Itu Bukan Jumlah yang Sedikit

Kompas.com - 01/02/2018, 20:53 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, angka kemiskinan di Indonesia pada 2017 lalu, sebesar 10,12 persen merupakan yang paling rendah sepanjang sejarah.

Kendati demikian, catatan tersebut bukanlah suatu capaian yang patut dibanggakan, karena toh kenyataannya jumlah warga miskin masih mencapai puluhan juta orang.

"(Persentase kemiskinan) itu setara dengan 26 juta jiwa. Dan tentunya, itu bukan jumlah yang sedikit. Bahkan jumlahnya lebih besar dari penduduk Australia," sebut Bambang saat bicara di sela rapat Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Perbuhungan (Kemenhub) tahun Anggaran 2019, Kamis (1/2/2018).

Dia menyebutkan, untuk bisa menghapus kemiskinan yang dialami puluhan juta jiwa itu perlu perhatian dari pemerintah.  Misalnya dengan mengarahkan pembangunan infrastruktur untuk menguatkan konektivitas antara daerah, sehingga perekonomian bisa tumbuh.

Baca juga: BPS: Penduduk Miskin Turun 1,19 Juta Orang di 2017

"Ini tugas Bapak, Ibu bahwa pembangunan konektivitas mesti diarahkan pada simpul-simpul yang menyebabkan saudara kita miskin," sebut dia.

Menurut Bambang, saat ini bisa dilihat dengan jelas bahwa masih ada ketimpangan pembangunan yang sangat besar di daerah.

Sebagai contoh, wilayah Banten yang paling dekat dengan Jakarta, dan Bengkulu. Konektivitas antara desa satu dengan lainnya di wilayah tersebut sangat lemah, sehingga perekonomian terhambat.

"Bengkulu kelihatan miskin karena terisolasi, baik dari lintas sumatera juga dari kabupatennya. Banyak desa yang tidak punya jaringan konektivitas," ucap Bambang.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS mengumumkan bahwa jumlah penduduk miskin di Tanah Air pada September 2017 lalu mencapai 26,58 juta jiwa.

Angka tersebut merupakan penurunan 4,28 persen dibandingkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2017, sebesar 27,77 juta jiwa.

Dari total tersebut, jumlah penduduk miskin paling banyak terdapat di desa. Pada Maret 2017, total warga miskin di desa mencapai 17,10 juta jiwa, sedangkan pada September 2017 totalnya mencapai 16,31 juta jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com