Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peminat Kereta Bandara Rendah, Menhub Pertimbangkan Penambahan Jadwal

Kompas.com - 10/02/2018, 11:20 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Kereta Bandara Soekarno-Hatta hingga saat ini masih memiliki tingkat okupansi penumpang rendah, atau dengan kata lain sepi. Kementerian Perhubungan pun mengaku sedang mempertimbangkan solusi untuk masalah tersebut.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, masalah okupansi yang rendah itu terjadi antara lain disebabkan headway atau interval keberangkatan yang masih terlalu jauh dan soal waktu tempuh.

"Kereta Bandara yang di Jakarta (okupansi) belum maksimal karena dua hal, waktu tempuhnya masih 55 menit dan headway masih ada satu jam serta setengah jam," ujarnya saat ditemui usai Peletakan Batu Pertama di Terminal Penumpang Anak Air, Padang, Sumatera Barat, Jumat (9/2/2018).

Budi Karya menjelaskan, saat ini yang sedang dipertimbangkan sebagai solusi adalah bagaimana mempercepat waktu tempuh Kereta Bandara Soekarno-Hatta.

Baca juga : Resep PT Railink Tingkatkan Jumlah Penumpang Kereta Bandara

Selain itu, hal lain yang sedang ditimbang adalah mengenai cara memperpendek headway perjalanan Kereta Bandara. Dengan kata lain, jumlah keberangkatan akan menjadi lebih banyak dari yang ada saat ini.

"Dalam waktu dekat ini kami akan lakukan sesuatu, (waktu tempuh) jadi 38 menit dan headway lebih pendek. Jadi orang terlambat tidak menunggu lama," ujarnya.

Baca juga : Upaya Meningkatkan Minat Warga Naik Kereta Bandara Soekarno-Hatta

Okupansi Kereta Bandara Soekarno-Hatta dinilai masih rendah, yaitu di angka 30 persen. Dengan kata lain, setiap hari kereta tersebut hanya mengangkut sekitar 1.600 hingga 2.500 orang penumpang.

Selain itu, kereta Bandara Soekarno-Hatta juga belum beroperasi optimal. Hanya tiga stasiun saja yang sudah terbuka untuk penumpang, yakni Stasiun Sudirman Baru (BNI City), Stasiun Batu Ceper serta Stasiun Bandara.

Baca juga : PT Railink Sebut Harga Tiket Kereta Bandara Soekarno-Hatta Sudah Didiskon

Kompas TV Kereta bandara tidak beroperasi karena longsor di Perimeter Selatan Bandara Soetta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com