Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Chef Garuda yang Memperkenalkan Kuliner Tanah Air di Udara

Kompas.com - 12/02/2018, 09:41 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Salah satu aspek penting dalam penerbangan yang dilakukan maskapai Garuda Indonesia adalah menu makanan yang disajikan. Selain melayani transportasi udara, melalui maskapai yang baru saja menerima penghargaan 5-Star Airline dari Skytrax itu, perjalanan pesawat sekaligus jadi momen memperkenalkan kuliner dari Tanah Air kepada dunia.

Salah satu chef yang meramu menu makanan untuk Garuda Indonesia, Vindex Valentino Tengker, berbagi cerita di balik makanan yang disajikan bagi penumpang, mulai dari yang kelas ekonomi hingga kelas bisnis sampai first class.

Menurut Vindex, kini penggemar kuliner Indonesia semakin banyak, terlihat dari tingginya pilihan penumpang terhadap makanan khas Indonesia.

"Demand (makanan Indonesia) banyak. Kalau lihat tahun 2017, orang makan makanan Indonesia itu jadi suatu tren," kata Vindex saat berbincang dengan Kompas.com di Changi Exhibition Center dalam acara Singapore Airshow 2018, Kamis (8/2/2018) lalu.

Baca juga: Apa Rahasia Garuda Indonesia Pertahankan Peringkat Bintang 5 dari Skytrax?

Vindex menjelaskan, perubahan pilihan makanan penumpang Garuda Indonesia, khususnya untuk penerbangan internasional, juga nampak jelas. Bila dulu untuk flight ke Jepang, proporsi makanannya 30 persen makanan Indonesia dan 70 persen makanan Jepang, kini sudah menjadi 50:50.

Sedangkan untuk rute domestik, pilihan yang disajikan masih makanan Indonesia dan kuliner barat. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan melihat sebagian penumpang asal Indonesia yang masih suka dengan makanan ala barat.

"Beberapa rute (domestik) ada choice western-nya, misalnya pasta, orang Indonesia suka pasta. Selebihnya makanan daerah, seperti Makassar kami kasih pisang ijo, Manado ayam woku dan rica," tutur Vindex.

Menu-menu yang disajikan pada dasarnya sama, baik untuk kelas ekonomi, bisnis, sampai first class. Bedanya ada pada standar penyajian, semakin tinggi kelasnya maka layanannya akan menyamai standar layanan hotel bintang lima.

Seperti first class dan kelas bisnis, di mana awak kabin menyajikan makanan course per course dengan pilihan makanan yang lebih banyak jika perjalanannya termasuk penerbangan yang menempuh waktu lama (long flight), sementara kalau penerbangan dengan waktu sebentar (short flight) penyajiannya dilakukan dengan bento dalam satu set lengkap. Sedangkan makanan untuk kelas ekonomi disajikan dalam kemasan yang lebih praktis.

Ke depan, Vindex mengungkapkan porsi kuliner Indonesia akan semakin ditambah dalam penerbangan Garuda Indonesia. Hal itu sesuai dengan misi Garuda Indonesia, yakni mempromosikan kekayaan budaya Indonesia di mata dunia internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com