Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: Pengaturan Mata Uang Virtual Tinggal Tunggu Waktu

Kompas.com - 12/02/2018, 16:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNN Money

DUBAI, KOMPAS.com - Pimpinan Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menyatakan, hanya tinggal menunggu waktu sebelum mata uang virtual diatur oleh pemerintah.

Pengaturan terhadap mata uang virtual pun diakui Lagarde tak dapat terhindarkan.

"Ini tidak dapat dihindari. Ini jelas adalah domain yang butuh regulasi internasional dan pengawasan yang tepat," ujar Lagarde di sela-sela pertemuan World Government Summit di Dubai, seperti dikutip dari CNN Money, Senin (12/2/2018).

Lagarge menyebut, ada kemungkinan aktivitas gelap dilakukan dengan mata uang virtual. Oleh sebab itu, pengaturan adalah hal yang mutlak.

Ia pun menuturkan, IMF secara aktif berupaya mencegah penggunaan mata uang virtual untuk tindak pidana pencucian uang atau pendanaan terorisme. Namun, Lagarde berpandangan, regulator tidak harus fokus pada entitasnya, namun lebih kepada aktivitasnya.

Mata uang virtual memang telah beroperasi tanpa ada aturan sejak bitcoin diluncurkan pada tahun 2009. Namun, kini pemerintah dan bank sentral di banyak negara mulai memerhatikan mata uang virtual, serta memperingatkan investor mengenai potensi kejahatan atau penipuan.

Pada Desember 2017, Komisi Sekuritas dan Bursa Efek AS serta Biro Investasi Federal (FBI) mulai melacak kejahatan terkait penghimpunan dana oleh sejumlah perusahaan dan pedagang mata uang virtual.

Sementara itu di Asia, China dan Korea Selatan juga mulai membatasi ruang gerak perdagangan mata uang virtual. Di kawasan Asia sendiri, mata uang virtual sangat populer.

Di India, ada rumor terkait kemungkinan larangan mata uang virtual. Kabar ini membuat harga mata uang virtual kian bergejolak.

Dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss beberapa waktu lalu, sejumlah pejabat tinggi dan pimpinan negara juga melempar sinyal adanya pengaturan terhadap mata uang virtual.

"Kami mendukung fintech (layanan keuangan berbasis teknologi) dan inovasi, namun kami ingin memastikan bahwa seluruh pasar keuangan aman dan tidak digunakan untuk aktivitas ilegal," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.

Perdana Menteri Inggris Theresa May juga melontarkan pendapat senada dengan Mnuchin. Ia menyatakan, pemerintahannya akan sangat mencermati mata uang virtual.

"Utamanya cara (mata uang virtual) digunakan, khususnya oleh para pelaku kejahatan," jelas May.

Hingga pukul 15.05, harga bitcoin berada pada posisi 8.500 dollar AS. Angka ini anjlok sekitar 40 persen dibandingkan posisi pada bulan lalu.

Sementara itu, harga ethereum berada pada posisi 852,77 dollar AS. Harga litecoin dan ripple masing-masing berada pada posisi 154,59 dollar AS dan 1,07 dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com