Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Tembus Rp 13.700 per Dollar AS, Ini Penjelasan BI

Kompas.com - 28/02/2018, 18:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah melemah pada hari ini, Rabu (28/2/2018) bahkan hingga menembus Rp 13.700 per dollar AS.

Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah berada pada level Rp 13.751 per dollar AS dibandingkan posisi pada pembukaan perdagangan yang mencapai Rp 13.722 per dollar AS. 

Sepanjang hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp 13.699 hingga Rp 13.773 per dollar AS. Pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya, rupiah bertengger pada posisi Rp 13.679 per dollar AS.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Doddy Zulverdy menjelaskan, pelemahan rupiah pada hari ini masih merupakan lanjutan dampak koreksi harga saham dan obligasi di pasar keuangan internasional.

Baca juga : Pengamat: Pelemahan Rupiah Hanya Sementara

Ini sudah terjadi pasca pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) di akhir Januari 2018 dan berlanjut pasca pidato Gubernur bank sentral AS Federal Reserve Jerome Powell di Kongres AS.

Hasil pertemuan FOMC dan pidato Powell yang cenderung hawkish atau agresif serta data-data perekonomian AS yang membaik memicu ekspektasi kenaikan suku bunga di AS yang lebih cepat dari perkiraan.

Situasi ini, imbuh Doddy, mendorong penguatan dollar AS secara meluas ke seluruh mata yang dunia, baik negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. 

"Dengan demikian, pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini lebih merupakan respon pasar terhadap situasi global, bukan karena faktor domestik," kata Doddy ketika dihubungi Kompas.com. 

Baca juga : Pelemahan Rupiah Disebabkan Sentimen dari AS

Doddy menyebut, secara fundamental, cukup banyak faktor positif yang menopang stabilitas rupiah, seperti pertumbuhan ekonomi yang berada dalam tren membaik dan laju inflasi yang rendah. Selain itu, defisit transaksi berjalan pun terkendali dan cadangan devisa relatif besar. 

"Dengan dukungan perbaikan berbagai faktor tersebut, rupiah seharusnya bisa menguat kembali setelah proses koreksi di pasar keuangan ini mereda," ujar Doddy. 

Ia menuturkan, bank sentral terus memonitor perkembangan situasi global. Di samping itu, bank sentral pun telah melakukan langkah-langkah stabilisasi di pasar valas dan pasar Surat Berharga Negara (SBN), agar volatilitas rupiah tetap terkendali dan sesuai fundamentalnya.

Kompas TV Sudah dua pekan, rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Ada Aturan Baru, Kemenhub Serah Terima Aset di 8 UPT

Ada Aturan Baru, Kemenhub Serah Terima Aset di 8 UPT

Whats New
HMSP Pasang 10.550 Panel Surya di Fasilitas Produksi di Pasuruan

HMSP Pasang 10.550 Panel Surya di Fasilitas Produksi di Pasuruan

Whats New
WNA Penerima Golden Visa Bisa Buka Rekening Jaminan Keimigrasian di Bank Mandiri

WNA Penerima Golden Visa Bisa Buka Rekening Jaminan Keimigrasian di Bank Mandiri

Whats New
Ada BI-Fast, Nasabah Sudah Hemat hingga Rp 8 Triliun

Ada BI-Fast, Nasabah Sudah Hemat hingga Rp 8 Triliun

Whats New
Bagaimana Cara Menjaga Skor Kredit Tetap Baik?

Bagaimana Cara Menjaga Skor Kredit Tetap Baik?

Whats New
Penumpang Bercanda Bawa Bom, Penerbangan Pelita Air dari Surabaya Tertunda

Penumpang Bercanda Bawa Bom, Penerbangan Pelita Air dari Surabaya Tertunda

Whats New
Saham Bank Jago 'Ambles' 4,7 Persen, IHSG Hari Ini Berakhir di Zona Merah

Saham Bank Jago "Ambles" 4,7 Persen, IHSG Hari Ini Berakhir di Zona Merah

Whats New
Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Whats New
Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan Tak Mudah, Ini Syaratnya

Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan Tak Mudah, Ini Syaratnya

Whats New
Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Whats New
Nickel Industries Targetkan Pengurangan Emisi 50 Persen pada 2035

Nickel Industries Targetkan Pengurangan Emisi 50 Persen pada 2035

Whats New
Peran AI Generatif untuk Bisnis Makin Dilirik, Jangan Lupakan soal Keamanannya

Peran AI Generatif untuk Bisnis Makin Dilirik, Jangan Lupakan soal Keamanannya

Whats New
Akuisisi Bisnis Konsumer Citi Rampung, Bos UOB Indonesia: Kami Berharap Dapat Tumbuh Lebih Cepat...

Akuisisi Bisnis Konsumer Citi Rampung, Bos UOB Indonesia: Kami Berharap Dapat Tumbuh Lebih Cepat...

Whats New
Wacana 3 Stasiun Kereta Cepat Whoosh Jarak Berdekatan di Bandung

Wacana 3 Stasiun Kereta Cepat Whoosh Jarak Berdekatan di Bandung

Whats New
Warga Kepri, Penukaran Uang Logam yang Ditarik BI Bisa Dilakukan di Bank Umum

Warga Kepri, Penukaran Uang Logam yang Ditarik BI Bisa Dilakukan di Bank Umum

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com