Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Pilihan Uang “Ajaib” Bagi Anda yang Berjiwa Kekinian

Kompas.com - 06/03/2018, 09:31 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Perkembangan proses transaksi manusia telah mengalami evolusi yang sangat panjang sejak berabad-abad silam.

Peradaban manusia mengenal banyak cara transaksi dan mata uang mulai dari sistem barter, kemudian mengenal logam mulia seperti emas dan perak, uang kertas, kartu kredit hingga kini kita semua mengenal cryptocurrency sebagai bentuk mata uang yang paling mutakhir seperti bitcoin dan kawan-kawan.

Setiap jenis transaksi dari zaman dahulu kala pada akhirnya harus pula berkompetisi dengan tuntutan zaman. Sistem barter misalnya, mungkin cocok dilakukan ketika hubungan antar manusia belum seluas saat ini. Begitu juga pemakaian emas dan perak. Unsur kepraktisan pada akhirnya banyak melibas jenis mata uang zaman dahulu kala.

Akhirnya sampai detik ini, yang masih bertahan adalah sistem uang kertas. Keberadaan uang kertas atau uang logam yang biasa disebut dengan istilah uang tunai, masih disukai saat ini.

Namun, seiring perkembangan zaman, semakin banyak orang yang menyukai bertransaksi dengan alat transaksi nontunai.

Di tengah masyarakat Indonesia, paling tidak ada 5 jenis “uang ajaib” yang menjadi alat transaksi masyarakat, selain uang tunai. Berikut di antaranya:

1. Kartu kredit

Kemunculan kartu kredit pertama kali di kisaran tahun 1940-an silam menjadi sebuah fenomena zaman yang secara radikal mengubah banyak sendi dalam kehidupan masyarakat.

Kartu kredit yang mengantikan uang tunai untuk bertransaksi, menjadi sebuah mata uang baru yang bisa digunakan orang untuk berbelanja barang dengan berbasis uang pinjaman dari si penerbit kartu, kebanyakan adalah bank.

Saat ini, kartu kredit telah menjadi salah satu alat transaksi nontunai paling populer di dunia. Pemegang kartu kredit di seluruh dunia mencapai ratusan juta orang. Amerika Serikat misalnya, terdapat tak kurang dari 200 juta pemegang kartu kredit.

Sedang di Indonesia, jumlah kartu kredit relative stagnan dari tahun ke tahun, yaitu tidak pernah melebihi 20 juta kartu kredit di seluruh Indonesia.

2. Kartu debit

Semakin hari semakin banyak orang nyaman bertransaksi memakai kartu debit perbankan. Berbeda dengan kartu kredit yang berbasis uang pinjaman, kartu debit adalah kartu transaksi memakai sumber uang yang berada di saldo nasabah bank pemegang kartu.

Jadi, bila isi rekening nasabah tidak ada dana mencukupi, kartu debit pun tidak bisa digunakan untuk bertransaksi. Bank di Indonesia pun saat ini semakin gencar mendorong nasabahnya untuk bertransaksi memakai kartu debit dengan menawarkan berbagai benefit.

Bagi bank, dengan semakin sering orang bertransaksi memakai kartu debit, paling tidak si nasabah bisa semakin rajin menempatkan dana di rekening mereka.

Di Indonesia saat ini beredar sekitar 158,38 juta kartu per Januari 2018 menurut data Bank Indonesia. Jumlah ini wajar mengingat hampir semua nasabah bank biasanya diberikan fasilitas kartu debit/ATM oleh bank.

3. E-Money uang elektronik

Hari gini siapa yang tidak punya e-money alias uang elektronik di dompetnya? Terlebih mereka yang tinggal di kota-kota besar dan sering bertransaksi di fasilitas umum seperti stasiun KRL atau jalan tol.

Penggunaan uang elektronik semakin massif terutama setelah pengelola jalan tol PT Jasa Marga Tbk mewajibkan pemakaian e-money di semua ruas tol sejak akhir tahun 2017 lalu.

Uang elektronik kini juga bukan hanya dipakai untuk keperluan transportasi seperti tol, commuterline atau busway. E-money juga bisa digunakan untuk transaksi lain layaknya kartu debit atau kartu kredit, misalnya untuk belanja di merchant atau untuk membayar tagihan.

4. GoPay dan GrabPay

Inilah salah satu jenis alat transaksi nontunai yang paling kekinian. Platform transportasi online Go-Jek semakin agresif mengembangkan Go-Pay.

Bila sebelumnya pengguna Go-Pay hanya bisa memakainya untuk membayar driver online, maka Go-Pay kian melebar pemakaiannya untuk pembelian makanan, jasa bersih-bersih dan lain sebagainya.

Dalam pemberitaan beberapa waktu lalu, Go-Jek mengklaim, Go-Pay telah berkontribusi sekitar 30 persen transaksi uang elektronik di Indonesia.

Hal serupa juga dicatat oleh GrabPay. Walau masih belum semasif Go-Pay, GrabPay juga semakin ekspansif mengembangkan alat transaksi nontunai ini.

5. Bitcoin

Ini dia bintang dari mata uang digital cryptocurrency. Bitcoin menghebohkan masyarakat dunia ketika nilainya terus melesat hingga ribuan persen! Orang pun banyak berbondong-bondong untuk memborong bitcoin sebagai ajang spekulasi.

Padahal kemunculan pertama Bitcoin yang konon diprakarsai oleh seorang anonym dari Jepang itu sebenarnya untuk alat transaksi biasa seperti uang kertas akan tetap dalam bentuk digital.

Hingga saat ini, pemakaian bitcoin sebagai alat transaksi nontunai masih terbatas karena tidak semua negara memperbolehkan pemakaian uang digital ini.

Nah, yang mana favorit Anda?

Artikel ini merupakan konten kerja sama dengan HaloMoney.co.id, isi konten diluar tanggungjawab Kompas.com.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com