Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Anjlok 50 Persen, Ini Kata Bos Alfamart

Kompas.com - 03/04/2018, 11:11 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) selaku pemegang jaringan ritel Alfamart mencatat penurunan kinerja sepanjang 2017. Laba yang dicatat AMRT pada tahun lalu turun hingga 50 persen jika dibandingkan dengan laba 2016.

CEO Sumber Alfaria Trijaya Tbk Hans Prawira mengatakan, penurunan kinerja hingga 50 persen tersebut terjadi karena industri ritel tidak berjalan dengan baik dan tidak hanya terjadi pada Alfamart.

"Tahun lalu memang secara industri relatif cukup berat dan saya rasa bukan cuma kami saja yang mengalami. Ini hampir semua pelaku ritel yang mengalami karena ekspektasi kenaikan kami terus terang tidak tercapai dan sementara biaya naiknya jelas," ungkap Hans kepada awak media di Jakarta, Senin (2/4/2018).

Hans menambahkan, komponen paling besar yang membuat penurunan kinerja mencapai 50 persen berasal dari biaya personel. Hal ini, sebut dia, tidak bisa dihentikan begitu saja mengingat kenaikan upah pekerja setiap tahun selalu terjadi.

Baca juga: Alfamart Siap Bangun 150 Toko di Filipina

"Personel kami enggak bisa rem karena sudah pasti UMK naik setiap tahun, itu hampir 50 persen dari biaya kami, yang lain rental dan utility itu kan sudah fixed sifatnya. Jadi, ekspektasi kenaikan sales kami tahun lalu memang tidak tercapai dan itu menyebabkan profit kami turun sangat signifikan dari Rp 600 miliar ke Rp 300 miliar," ucap Hans.

Berdasarkan laporan keuangan keuangan perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI), AMRT hanya mencatat laba Rp 300,27 miliar sepanjang 2017 silam.

Penurunan labanya pun cukup signifikan mengingat pada 2016 perusahaan mencatat laba hingga Rp 601,58 miliar.

Kendati demikian, perusahaan mencatat kenaikan pendapatan atas penjualan atau omzet pada 2017 sebesar Rp 61,4 triliun setelah pada 2016 hanya meraup Rp 56,1 triliun.

Peningkatan omzet tersebut sayangnya tidak diimbangi dengan penurunan beban pokok penjualan. Komponen itu justru naik menjadi Rp 49,6 triliun pada 2017 setelah pada 2016 hanya Rp 45,23 triliun.

Kemudian, peningkatan juga terjadi pada beban utang jangka pendek yang pada 2016 sebesar Rp 11,42 triliun menjadi Rp 13,05 triliun pada 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com