Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Bersetia Pada Minyak Kelapa...

Kompas.com - 08/04/2018, 19:40 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Untuk keperluan itu, ia harus mengambil langsung ke Sabuai, 50 kilometer dari Pangkalan Bun, setidaknya dua kali seminggu. Sekali angkut, Aidi membawa dua galon, masing-masing bervolume 20 liter.

Namun, Aidi tak serta-merta langsung memasarkan minyak kelapa itu. Ia terlebih dahulu menyaringnya, layaknya pemrosesan virgin coconut oil (VCO) secara sederhana. Hasilnya memang sangat bening. Bahkan lebih bening dari minyak goreng berbahan sawit yang dijual di pasar. "Butuh waktu 5 sampai 6 jam untuk penyaringan 600 mililiter," kata Aidi.

Pria yang kesehariannya dikenal sebagai pemandu wisata di Taman Nasional Tanjung Puting ini, yakin minyak berbahan kelapa lebih sehat. Apalagi yang melalui penyaringan ketat. "Semakin kita saring, semakin rendah kolesterolnya. Memang mahal karena penyaringan," lanjutnya.

Sebagai pelaku wisata, Aidi juga membangun strategi menjual minyak kelapa pada para tour operator, yang menjual paket wisata ke Tanjung Puting, destinasi wisata yang menjadi habitat orangutan.

"Kita mengajak agen wisata untuk berkomitmen beli minyak kelapa. Karena ekowisata juga harus berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat lokal. Jadi bukan hanya bisnis orangutan," kata dia.

Proses pemerasan kelapa menjadi santan, sebelum diolah menjadi minyak goreng di rumah Sumayati, Desa Sabuai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin BaratKompas.com/Budi Baskoro Proses pemerasan kelapa menjadi santan, sebelum diolah menjadi minyak goreng di rumah Sumayati, Desa Sabuai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat
Menurut Aidi, dengan menggunakan minyak kelapa sebagai bahan baku untuk memasak makanan bagi wisatawan, akan meningkatkan citra positif pelaku bisnis wisata.

"Kalau mereka katakan (pada wistawan) pakai minyak kelapa, nilainya bagus lagi. Karena dibenak orang Eropa, minyak sawit itu hasil deforestasi atau pembakaran lahan," beber dia.

Namun, Aidi mengaku, untuk menjual minyak kelapa yang layak diberi harga mahal memang tidak mudah. Biasanya, ia memilih menjelaskan tentang manfaat dan proses pembuatannya yang tidak sederhana itu pada pelanggannya. Ini agar harga yang dipatoknya Rp20.000 per botol 600 mililiter, bisa diterima.

Selain itu, bersetia pada minyak kelapa di tengah pasar yang besar untuk kelapa sawit, ia akui tidak mudah. Ini juga terkonfirmasi lewat pengakuan Arsyadi. Ia mengatakan anak-anaknya lebih suka mengurus kelapa sawit.

"Ini mau buka kebun 13 hektare. Dana perawatannya dari keuntungan minyak kelapa," kata dia sambil tersenyum.

Kompas TV Manfaat Kelapa Sawit untuk Kesehatan dan Kecantikan Kulit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com