Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang 2017, Investasi China di AS Merosot Tajam

Kompas.com - 11/04/2018, 10:28 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Investasi China ke AS merosot tajam pada tahun 2017. Ini terjadi sebelum ketegangan perdagangan terjadi di antara kedua negara.

Selama bertahun-tahun, korporasi-korporasi China telah menggelontorkan banyak uang ke AS. Akan tetapi, investasi China ke AS anjlok dari 46,5 miliar dollar AS pada tahun 2016 menjadi 29,7 miliar dollar AS pada tahun, menurut laporan yang dirilis Rhodium Group dan Komite Nasional Hubungan AS-China.

Angka tersebut merosot lebih dari sepertiganya, meskipun angka pada tahun 2017 merupakan rekor kedua tertinggi dalam laporan yang disusun kedua lembaga itu.

Penurunan tersebut terjadi sebelum Presiden AS Donald Trump melancarkan rangkaian kebijakan perdagangan agresif terhadap China.

Kebijakan itu termasuk penerapan tarif impor untuk produk baja dan alumunium. Selain itu, Trump juga mengumumkan tarif tambahan sebesar 150 miliar dollar AS untuk produk-produk impor dari China sebagai hukuman atas pencurian kekayaan intelektual.

Lalu, mengapa investasi China ke AS merosot tajam? Penyebabnya adalah China telah memperketat aturan terkait investasi ke luar negeri, karena adanya kekhawatiran konglomerasi-konglomerasi besarnya terlalu ekspansif.

"China, sekitar 1,5 tahun lalu, mulai menerapkan kebijakan kontrol modal, yang menyetop banyak akusisi (di AS)," ujar Stephen Orlins, Presiden Komite Nasional Hubungan AS-China seperti dikutip dari CNN Money, Rabu (11/4/2018).

Pada tahun 2017 lalu, pemerintah China menyatakan bakal membatasi investasi perusahaan China di luar negeri terhadap sektor-sektor seperti real estate, perhotelan, hiburan, dan klub olah raga. Selain itu, pada saat bersamaan juga ada lingkungan pengaturan yang lebih ketat di AS.

Komite Penanaman Modal Asing di AS (CFIUS) memberikan batasan terhadap kesepakatan-kesepakatan tertentu yang dapat memberikan kendali investor asing terhadap bisnis di AS. Alasannya tentu saja adalah risiko keamanan nasional.

CFIUS pun semakin agresif di bawah pemerintahan Trump. Sejumlah kesepakatan bisnis bernilai lebih dari 8 miliar dollar AS tidak disentuh pada tahun 2017 karena adanya kekhawatiran yang diungkapkan oleh CFIUS.

Pada tahun 2018, outlook investasi China ke AS pun tampaknya masih suram. Ini ditambah pula fakta ketegangan perdagangan yang memanas di antara kedua negara.

Teorinya, pengenaan tarif dapat mendorong perusahaan manufaktur asing untuk membangun pabrik di AS untuk menghindari pembayaran kewajiban ekstra. Namun, faktanya adalah penalti perdagangan membuat perusahaan-perusahaan asing takut.

"Ketegangan yang ada membuat China khawatir untuk melakukan bisnis di AS," sebut Orlins.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com