Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menuju Smart City, Mulailah dengan Safe City...

Kompas.com - 18/04/2018, 17:28 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Selain itu juga ada contoh smart healhtcare di Brussel, Jerman, yang membuat akses yang lebih cepat untuk data-data kesehatan sehingga meningkatkan perawatan ke pasien.

Berdasarkan contoh-contoh di atas, Diender meramu sejumlah resep bagi aneka institusi, terutama perkotaan, untuk menjadi smart.

"Safe (aman) and smart adalah langkah awal menuju smart city yang baik," kata dia.

Langkah berikutnya, harus ada bujet tahunan untuk membangun infrastruktur kota pintar. Bujet tersebut kemudian dibagi dalam empat kuartal.

Langkah selanjutnya, pemerintah harus menetapkan peta jalan transformasi digital yang jelas. Kemudian, membuka proyek tersebut.

Ciri Kota Cerdas

Dekan Kerjasama Internasional dan Eksternal untuk University of Technology Sydney (UTS) School of Architecture Anthony Burke sebelumnya mengatakan model Kota Cerdas biasanya berkiblat dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Menurut dia seharusnya Indonesia mengembangkan model kota cerdas dengan mempertimbangkan karakteristik masyarakat dan permasalahan yang ada pada kota-kota di Indonesia. Sehingga tidak harus selalu berkiblat dengan di AS atau Eropa.

Ketua dari Institute for Innovation and Entrepreneurships Development sekaligus Ketua dari Indonesia Smart Initiatives Suhono Harso Supangkat menjelaskan beberapa pembagian ciri Kota Cerdas.

“Pertama, Smart City 1.0, yang menerapkan teknologi saja sebagai alat. Kemudian Smart City 2.0, di mana teknologi mulai ada dan pemimpin kota sudah bergerak untuk menerapkannya lebih lanjut. Paling tepat yang Smart City 3.0, yakni ada kooperasi pemerintah dan melibatkan partisipasi masyarakat,” jelas dia.

Sebagai tambahan informasi, Huawei Global Analyst Summit pertama kali digelar pada 2004 dan berlanjut hingga 15 tahun kemudian.

Tahun ini, gelaran HAS 2018 berlangsung pada 17-19 April dengan berbagai sesi paralel yang dihadiri pakar dari berbagai industri di seluruh dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com