Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan di Bengkulu Sita Tiga "Trawl" di Tengah Laut

Kompas.com - 21/04/2018, 16:34 WIB
Firmansyah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Dua kapal nelayan tradisional asal Kelurahan Malabero Kota Bengkulu menyita tiga alat tangkap trawl atau pukat di tengah laut di perairan laut Selolong Kabupaten Bengkulu Utara, Sabtu (21/4/2018).

Langkah penyitaan itu, menurut koordinator Aliansi Nelayan Tradisional Bengkulu (ANTB) Rahmat Syah dimulai saat ada dua kapal nelayan tradisional melintas di dekat kapal yang memasang trawl.

"Melihat ada dua kapal tradisional melintas, tiga kapal trawl yang sedang lepas jaring trawl ketakutan dan memotong alat trawl lalu melarikan diri," ujar Rahmat.

Ketiga kapal trawl melarikan diri karena takut melihat dua kapal nelayan tradisional. Lalu awak kapal nelayan tradisional menyita jaring pukat harimau yang ditinggalkan kapal trawl.

"Alat tangkap trawl dibawa oleh nelayan tradisional ke darat untuk dilaporkan ke aparat penegak hukum," jelasnya.

Sebelumnya beberapa minggu lalu nelayan tradisional juga mengamankan alat tangkap trawl di perairan Bengkulu.

Rahmat Syah meminta penegak hukum dapat proaktif memantau perairan Bengkulu yang belum aman dari kejahatan trawl.

Konflik nelayan tradisional dengan pengguna trawl meruncing dalam beberapa bulan terakhir di Bengkulu.

Plt. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan menegaskan tidak boleh ada aktifitas penangkapan ikan dengan trawl.

Nelayan menegaskan pihaknya akan terus mengawasi laut Bengkulu dari penggunaan trawl. Meski demikian tindakan nelayan tidak akan berhasil tanpa kontribusi aktif dari pemerintah dan penegak hukum.

Kebijakan yang searah dengan pemerintah pusat sempat mendapat tantangan dari beberapa pengguna trawl.

Pemprov Bengkulu akhirnya memberikan bantuan berupa jatah hidup berupa beras pada pengguna trawl hingga ada pergantian alat tangkap dari pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com