KOMPAS.com - Apple telak menepis ramalan soal penurunan kinerja keuangannya terkait proyeksi suram penjualan iPhone—produk yang dianggap paling banyak mendatangkan pemasukan bagi perusahaan ini.
Yang terjadi, Selasa (1/5/2018), perusahaan berlogo buah apel ini mencatatkan lonjakan pendapatan untuk kuartal kedua 2018. Apple bahkan menjadwalkan segera aksi beli kembali (buyback) saham senilai 100 miliar dollar AS—setara hampir Rp 1,4 triliun menggunakan kurs saat ini.
Dalam laporannya, Apple mencatatkan pendapatan 61,1 miliar dollar AS per 31 Maret, naik 16 persen dibandingkan kinerjanya pada kuartal fiskal yang sama pada 2017 senilai 52,9 miliar dollar AS. Angka ini melampaui proyeksi Wall Street senilai 60,8 miliar dollar AS seperti dikutip Reuters dari Thomson Reuters I / B / E / S.
Harga saham Apple pun melejit menjadi 175,49 dollar AS per lembar, naik 3,8 persen pada penutupan perdagangan Selasa.
“Kami senang melaporkan kuartal terbaik kami yang pernah ada, dengan pertumbuhan pendapatan yang kuat dari iPhone, layanan, dan produk,” kata CEO Apple Tim Cook di laporan itu.
Baca juga: Prediksi Meleset, iPhone Dominasi Pendapatan Triliun Rupiah Apple
Prediksi penjualan iPhone X bakal terbatas—karena harga jual terendahnya yang dibandrol 1.000 dollar AS, setara sekitar Rp 24 juta—pun ditepis Cook.
Menurut Cook, penjualan iPhone X pada saat ini masih tetap melebihi penjualan varian iPhone yang lain, bertahan pada kondisi yang sama sejak peluncurannya pada Desember 2017.
Dalam laporan yang sama, perdagangan internasional menjadi penyumbang terbesar pendapatan Apple pada kuartal tersebut.
"Kami juga meningkatkan pendapatan dari semua segmen geografis kami, dengan pertumbuhan lebih dari 20 persen di China dan Jepang," imbuh Cook.
Adapun CFO Apple, Luca Maestri, menyebut per lembar saham Apple mendapatkan laba 30 persen dari kinerja keuangan sampai Maret 2018. "Menghasilkan arus kas operasional lebih dari 15 miliar dollar AS," sebut dia.
“Mengingat kepercayaan kami terhadap masa depan Apple, kami sangat senang mengumumkan bahwa Dewan Direksi kami telah menyetujui otorisasi buyback 100 miliar dollar AS baru dan peningkatan 16 persen dividen kuartalan kami," lanjut Maestri.
Dalam konferensi analis seperti dikutip AFP, Maestri menyebut rencana buyback itu akan dijadwalkan secepat mungkin meski tetap melihat dinamika pasar.
Baca juga: Bicarakan Perdagangan, Trump Panggil CEO Apple ke Gedung Putih
Para analis memuji lompatan besar pendapatan Apple terutama dari bisnis layanan. Unit layanan Apple menyumbang pendapatan 9,2 miliar dollar AS, melompat 31 persen dibandingkan setahun sebelumnya, ditopang Apple Pay, Apple Music, dan program lain.
"Kenaikan itu adalah bukti peningkatan signifkan dari langganan berbayar dalam ekosistem (Apple), kata Angelo Zino, analis di CFRA Research, seperti dikutip AFP.
iPhone juga masih menyumbang hampir dua pertiga pendapatan perusahaan, meski volume penjualan tercatat 52,2 juta unit yang itu sedikit di bawah proyeksi 53 juta.
Laporan Apple menyebutkan pula harga jual rata-rata untuk iPhone adalah 728 dollar AS, masih di bawah ekspektasi Wall Street senilai 742 dollar AS. Meski begitu, harga rata-rata tersebut naik dari 655 dollar AS pada tahun lalu, diperkirakan karena dorongan dari penjualan iPhone X.
Namun, Neil Saunders, Managing Director Global Data Retail, berpendapat angka penjualan iPhone X tetap tidak menggembirakan.
"Pertumbuhan unit (iPhone X) itu jauh di bawah tingkat run untuk peluncuran telepon baru, menandakan bahwa siklus penggantian melambat," kata Saunders.
Menurut Saunders, iPhone X pada dasarnya adalah produk tambahan yang tidak menghadirkan kegirangan (excitement) dan model baru bagi pasar.
Sebaliknya, Cook menepis anggapan pasar gadget saat ini sudah jenuh. Dia juga berkeyakinan imbas ketegangan perdagangan negaranya dengan China adalah kecemasan yang dipaksakan.
"Negara-negara memiliki relasi mualisme yang tak dapat dihindari terkait interdependensi ekonomi," ujar Cook dalam laporan AFP.
Meski penjualan iPhone pada kuartal fiskal kedua 2018 itu meleset dari proyeksi, tetapi angkanya masih lebih tinggi dibandingkan kuartal yang sama pada 2017 yang tercatat 50,7 juta berdasarkan data Thomson Reuters I / B / E / S.
Dividen yang dibagikan pada kuartal ini pun naik dari 10,5 persen pada tahun lalu. Rencana buyback diyakini pula bakal kembali menaikkan harga saham Apple.
Meski begitu, analis menyarankan ke depan Apple mencari strategi lain untuk penggunaan dananya ketimbang untuk buyback saham.
"Saya berharap lebih banyak untuk dividen atau mungkin investasi strategis," kata Hal Eddins, kepala ekonom untuk Penasihat Investasi Modal pemegang saham Apple.
Eddins melihat Apple saat ini belum menemukan investasi strategis yang tepat sehingga memilih aksi korporasi ini.
"Pembelian kembali senilai 100 miliar dollar AS itu baik untuk saat ini tetapi tidak tepat untuk masa depan," ujar Eddins.
Apple sebenarnya memang rutin melakukan buyback dan pembagian dividen setiap musim semi. Namun, rencana buyback 100 miliar dollar AS pada tahun ini dua kali lipat nilainya dibandingkan tahun lalu.
Untuk laporan kinerja keuangan kuartal tiga 2018, Apple berharap dapat meraup pendapatan antara 51,5 miliar dollar AS hingga 53,5 miliar dollar AS, dengan proyeksi Wall Street di kisaran 51,6 miliar dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.