Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumber Daya Manusia Menurut Menkeu Sri Mulyani...

Kompas.com - 08/05/2018, 21:51 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga menyiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan menyambut dinamika teknologi. Dia pun berkaca pada pengalaman dari era sebelumnya, kemampuan rendah terkait teknologi antara lain berimplikasi pada upah murah yang didapat pekerja Indonesia.

Kesetaraan antara lelaki dan perempuan di Indonesia pun menurut Sri Mulyani dia singgung dalam forum bertema Technological Change, Globalization, and Job, yang merupakan rangkaian pertemuan tahunan ke-51 Bank Pembangunan Asia (ADB) tersebut.

“Dari semua perkembangan teknologi terkini, tidak ada yang dapat menggantikan sifat tulus manusia berupa cinta dan kasih sayang. Robot tidak dapat menggantikan peran dan kehadiran seorang ibu dalam rumah tangga. Teknologi juga tidak akan pernah menggantikan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya,” ungkap Sri Mulyani.

Menurut dia, perubahan besar akan segera terjadi dalam peradaban mamusia karena kehadiran teknologi. Namun, tegas dia, nilai-nilai kemanusiaan tidak akan pernah tergantikan.

“Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam menghadapi perkembangan teknologi,” ujar Sri Mulyani.

Ketakutan Sri Mulyani

Dari banyak kali pembicaraan Sri Mulyani terkait topik sumber daya manusia dan beragam perspektif pembungkusnya, topik yang dia angkat pada Senin malam barangkali yang paling “mak jleb” kalau menurut bahasa millenial.

Bisa jadi nuansa ketegangan politik anggaran terkait topik utang negara menjadi pewarna beda dari arah pembicaraan yang sebenarnya tak banyak beda soal kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Baca juga: Sri Mulyani: Saya Tidak Takut Tantangan Berdebat...

Berbicara dalam forum penyambutan bagi alumnus penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Sri Mulyani menegaskan bukan tantangan berdebat terkait utang negara yang bisa membuatnya takut.

Menurut Sri Mulyani, permasalahan jabatan, debat, jadi menteri yang dinilai tidak pintar atau tidak terbaik, bukan hal yang dia takuti. Karena, kata dia, semua masalah itu tidak memiliki konsekuensi terhadap negara.

Bagi Sri Mulyani—setidaknya dari penuturannya pada malam itu—, sikap  dan cara berpikir warga Indonesia yang tidak peduli, selalu pesimistis, tidak bisa bergaul, serta takut berkompetisi-lah yang punya konsekuensi terhadap kelangsungan negara ini.

Di situ, Sri Mulyani menyatakan kualitas suatu negara ditentukan dari para elitenya. Dalam hal ini, Sri Mulyani menilai para alumnus dan penerima beasiswa LPDP merupakan elite sekaligus generasi penerus bangsa Indonesia.

"Negara ini sedang dititipkan pada Anda. Jadi, kalau hari ini ada orang yang hanya komplain seperti Ibu Sri Mulyani APBN-nya ngutang melulu, saya menantang Anda untuk bersuara, give your voice of reason. Tidak ada yang saya takuti, yang saya takuti adalah cara berpikir terutama generasi muda yang tidak mau berpikir terbuka," tegas Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com