Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darmin: Penurunan Cadangan Devisa Bukanlah Bencana, bila...

Kompas.com - 09/05/2018, 21:32 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, cadangan devisa Indonesia berkurang karena ada peningkatan penukaran mata uang rupiah ke dollar Amerika.

"Setiap kali (investor) asing menjual SUN atau sahamnya dia pasti cari dollar, karena dia mau bawa uangnya keluar," ujar Darmin di Rokan Hilir, Riau, Rabu (9/5/2018).

Darmin menambahkan, saat ini korporasi juga tengah membagi-bagikan dividen. Menurut dia, hal tersebut berpengaruh pula terhadap permintaan dollar AS.

Baca juga: Kurs Bergejolak, Pemerintah Jangan Andalkan Cadangan Devisa Saja

"Dia mau tukar waktu jual SUN atau dapat dividen rupiah, dia mau tukar ke dollar, permintaannya naik, permintaan dollar. Nah kalau permintaan dollar naik, suplainya tidak naik, rupiahnya tertekan. Jadi, itu rumus yang sangat sederhana dan jelas," kata Darmin.

Menurut Darmin, penurunan cadangan devisa merupakan hal yang wajar terjadi. Sebab, keberadaan cadangan devisa memang untuk menstabilkan rupiah saat sedang depresiasi.

Dok Bank Indonesia Cadangan Devisa per 30 April 2018

"BI tidak punya jalan lain, kalau dia tidak menaikkan kurs, ya dia sediain valas-nya yang orang mau. Dia keluarin tuh cadangan devisanya," tegas Darmin.

Penurunan cadangan devisa karena dipakai menahan laju depresiasi nilai tukar menurut Darmin bukanlah bencana.

Baca juga: Cadangan Devisa April Tergerus 1,1 Miliar Dollar AS, untuk Bayar Utang dan Stabilisasi Rupiah

"Memang cadangan devisa gunanya apa? Memang (cadangan devisa) mau dipelihara supaya tumbuh gede? (Cadangan itu) untuk mengamankan rupiah kalau dia tertekan," ungkap Darmin.

Sebelumnya, Selasa (8/5/2018), Bank Indonesia mengumumkan posisi cadangan devisa hingga akhir April 2018 sebesar 124,9 miliar dollar AS. Posisi cadangan devisa per akhir April ini lebih rendah dibandingkan posisi pada akhir Maret 2018 lalu yang tercatat 126 miliar dollar AS.

Penurunan cadangan devisa pada April 2018 terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.

Meski susut 1,1 miliar dollar AS, cadangan devisa per 30 April 2018 tersebut dinyatakan masih cukup untuk membayar pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com