Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Gunakan Gas Bumi PGN, Pabrik Infus Emjebe Pharma Makin Efisien

Kompas.com - 11/05/2018, 13:08 WIB
Kurniasih Budi

Penulis


KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mulai menyalurkan gas bumi (gas in) ke pabrik infus milik PT Emjebe Pharma di Pasuruan, Jawa Timur, sejak Kamis (3/5/2018).

Hal itu sebagai bukti komitmen PGN untuk terus menambah jumlah pelanggan gas bumi sepanjang tahun ini, demi meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Emjebe merupakan perusahaan lokal pertama di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis cairan infus seperti RL, NS, D5, dan D5NS.

"Emjebe menggunakan energi baik PGN untuk sterilisasi infus yang diproduksinya," kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, dalam siaran tertulis, Jumat (11/5/2018).

(Baca: Industri Farmasi Nasional Mengalami Perlambatan Pertumbuhan Bisnis)

Sebelumnya, Emjebe menggunakan compressed natural gas (CNG) sebagai sumber energi. Dengan perubahan sumber energi, Emjebe bisa menghemat biaya produksi hingga 30 persen.

Emjebe bisa melakukan efisiensi karena harga gas bumi yang disalurkan PGN jauh lebih murah, yakni Rp 5.800 per kubik.

"Kami berharap penyaluran gas ke industri farmasi di Pasuruan ini dapat mendorong kemandirian industri lokal," katanya.

Sesuai kontrak jual beli gas yang ditandatangani kedua perusahaan, PGN akan memasok 350 - 1.780 MMBTU atau setara maksimal 50.000 meter kubik (m3) gas bumi.

PGN mulai menyalurkan gas bumi (gas in) ke pabrik infus milik PT Emjebe Pharma di Pasuruan, Jawa Timur, sejak Kamis (3/5/2018).Dok. Humas PGN PGN mulai menyalurkan gas bumi (gas in) ke pabrik infus milik PT Emjebe Pharma di Pasuruan, Jawa Timur, sejak Kamis (3/5/2018).

PGN akan menyalurkan gas ke pabrik Emjebe yang terletak di Jalan Raya Babatan Km. 4, Desa Bakalan, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan.

Menurut dia, Emjebe bisa menggandakan kontrak pembelian gas dari PGN untuk masa depan.

Saat ini, Emejebe tengah mendaftarkan beberapa produk farmasi terbarunya ke instansi terkait, antara lain C-Urea Breath Test Kit, HSA Albumin, Heparin Bovine, Amino Acid, dan Ampoules.

Agresif di Kuartal II-2018

Penyaluran gas bumi ke Emjebe pada Mei 2018 menambah panjang daftar pelanggan baru PGN di kuartal II 2018.

Pada awal April 2018, PGN telah mengumumkan dilakukannya gas in ke PT Hiruta Kogyo Indonesia.

Gas bumi PGN digunakan pabrik suku cadang mobil dan PT Alexindo, produsen aluminium, yang keduanya berlokasi di Karawang.

Lalu pada pertengahan bulan yang sama, PGN juga mengumumkan telah memasok gas untuk pabrik PT Serba Gurih Indonesia.

PGN mulai menyalurkan gas bumi (gas in) ke pabrik infus milik PT Emjebe Pharma di Pasuruan, Jawa Timur, sejak Kamis (3/5/2018).Dok. Humas PGN PGN mulai menyalurkan gas bumi (gas in) ke pabrik infus milik PT Emjebe Pharma di Pasuruan, Jawa Timur, sejak Kamis (3/5/2018).

Perusahaan itu memproduksi permen jahe legendaris yang produknya disebar dari Pasuruan ke berbagai negara di dunia.

Mulai 1 Mei 2018, PGN juga memasok gas bumi ke Pembangkit Listrik Muara Karang yang dikelola PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Muara Karang.

Anak usaha PT PLN (Persero) itu akan menggunakan gas bumi PGN dengan total volume 50 MMSCFD selama setahun untuk menghidupkan 1.700 MW listrik yang akan disalurkan ke pelanggannya.

Pada hari yang sama, perusahaan gas yang dipimpin oleh Jobi Triananda Hasjim juga memasok gas sekitar 15.101 meter kubik per bulan ke CV Cipta Rasa Nusantara.

Produsen bolu Meranti asal Medan tersebut diperkirakan bisa menghemat biaya produksi sebesar 47 persen, dengan mengganti gas LPG ke gas bumi yang lebih murah.

PGN mulai menyalurkan gas bumi (gas in) ke pabrik infus milik PT Emjebe Pharma di Pasuruan, Jawa Timur, sejak Kamis (3/5/2018).Dok. Humas PGN PGN mulai menyalurkan gas bumi (gas in) ke pabrik infus milik PT Emjebe Pharma di Pasuruan, Jawa Timur, sejak Kamis (3/5/2018).

Hingga akhir kuartal I-2018, PGN tercatat mengelola jaringan infrastruktur pipa gas sepanjang 7.453 kilometer.

Dari infrastruktur tersebut, PGN menyalurkan 1.505 MMSCFD gas bumi ke 196.221 pelanggan.

Ada pun konsumen gas bumi PGN meliputi pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, pelanggan komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Sementara, pelanggan rumah tangga tersebar di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Sorong Papua.

 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com