Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arah Angin Berubah, Bandara Adisutjipto Tutup Lagi sampai Sore

Kompas.com - 11/05/2018, 13:48 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
-Bandara Adisucipto, Yogyakarta, kembali ditutup dan menghentikan aktivitas penerbangan untuk sementara waktu akibat erupsi Gunung Merapi, Jumat (11/5/2018).

"Aerodrome Bandara Adisutjipto, Yogyakarta kembali ditutup hingga pukul 16.30 WIB sesuai NOTAM (Notice to Airmen) B3567/2018," ujar Manajer Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait melalui keterangan tertulis, Jumat selepas tengah hari.

Sebelumnya, pada pukul 11.40 WIB, bandara ini dinyatakan sudah beroperasi normal. Penutupan kembali berlaku mulai pukul 12.10 WIB.

"Abu vulkanik kan bergerak sesuai angin. Pengamatan dan analisa terbaru menunjukkan akan berdampak terhadap penerbangan, sehingga akhirnya ditutup," kata Yohanes.

Sebelumnya bandara sempat ditutup selama 58 menit mulai pukul 10.42 hingga 11.40 WIB sebagai dampak dari gangguan debu vulkanik.

Baca juga: Sempat Tutup 58 Menit, Bandara Adisutjipto Sudah Kembali Normal

Yohanes mengatakan, bandara sempat dibuka karena dianggap kondisi sudah kondusif. Namun, ternyata abu vulkanik yang cukup tebal masih menghambat aktivitas penerbangan.

Selanjutnya, AirNav Indonesia bersama stakeholder terkait akan terus memonitor perkembangan status Gunung Merapi dan dampaknya terhadap penerbangan.

Sebelumnya diberitakan, Gunung Merapi meletus freatik sekitar pukul 07.32 WIB di Kabupaten Klaten, Magelang, Boyolali, dan Sleman. Letusan disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah.

Letusan melontarkan abu vulkanik, pasir dan material piroklatik. Jenis letusan adalah letusan freatik yang terjadi akibat dorongan tekanan uap air yang terjadi akibat kontak massa air dengan panas di bawah kawah Gunung Merapi.

Meski begitu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, status Gunung Merapi saat ini tetap normal atau Level I.

"Jenis letusan ini tidak berbahaya dan dapat terjadi kapan saja pada gunung api aktif. Biasanya letusan hanya berlangsung sesaat. Gunung Merapi sebelumnya pernah terjadi letusan freatik," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resmi, Jumat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com