Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Defisit Neraca Perdagangan hingga Sembako Dikuasai Negara

Kompas.com - 16/05/2018, 08:41 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat statistik mengumumkan bahwa neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit pada April 2018.

Besaran defisit yang dicatat mencapai 1,63 miliar dollar AS. Hal ini dipicu oleh naiknya impor, dan pada saat yang sama ekspor Indonesia loyo.

Berita tersebut menjadi terpopuler sepanjang hari kemarin, Selasa (16/5/2018). Selain berita tersebut, ada juga langkah Trump yang akan membantu ZTE dan rencana China menghapus sanksi bagi AS.

Berikut berita terpopuler sepanjang hari kemarin:

1. April 2018, Neraca Perdagangan Indonesia Defisit 1,63 Miliar Dollar AS

Badan Pusat Statistik ( BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 defisit 1,63 miliar dollar AS. Kepala BPS Suhariyanto menyatakan defisit tersebut dipicu oleh impor yang meningkat sangat tajam, sehingga terjadi defisit di sektor migas sebesar 1,13 miliar dollar AS dan nonmigas 495 juta dollar AS.

Sementara jika diakumulasikan, sepanjang Januari hingga April 2018, neraca perdagangan juga mengalami defisit sebesar Rp 1,31 miliar dollar AS yang dipicu oleh defisit sebesar 3,81 miliar dollar AS untuk migas dan surplus sebesar 2,5 miliar dollar AS untuk sektor non-migas.

2. Yuk, Detoks Finansial saat Ramadhan

Bulan Ramadhan sudah di depan mata. Pertengahan Mei ini, masyarakat muslim di seluruh dunia akan mulai menjalankan ibadah puasa. Di Indonesia, bulan puasa (dan Lebaran) erat kaitannya sebagai bulan perayaan. Alhasil, hakikat puasa yaitu menahan diri secara ironis justru bersi nggungan erat dengan kenaikan tingkat konsumsi atau belanja rumah tangga.

Banyak warga yang jor-joran membelanjakan penghasilan dan tunjangan hari raya sampai tak bersisa untuk keperluan finansial lain yang lebih penting, misalnya, menyelesaikan utang yang lebih mendesak, membayar uang anak sekolah, dan lain sebagainya.

3. Buwas: Sembako Harus Dikuasai Negara

Direktur Utama Perum Bulog Komjen (Purn) Budi Waseso menyebut sembilan bahan pokok akan lebih stabil dari segi stok dsn harga jika dikelola sepenuhnya oleh negara. Menurut dia, selama ini sebenarnya stok sembako di Indonesia melimpah. Namun ada pihak tertentu yang mengasai komoditas pangam tersebut.

4. Trump Bantu ZTE, China Jajaki Cabut Tarif Produk AS

China mungkin akan menghapus tarif impor terhadap produk agrikultur Amerika Serikat (AS), termasuk kedelai. Seperti dilansir CNBC Senin (14/5/2018) waktu setempat, AS dan China dilaporkan sedang melakukan penjajakan kembali terkait pencabutan sanksi terhadap ZTE yang sebelumnya dilarang untuk dipasarkan di Amerika.

Maka sebagai gantinya, China akan menghapus tarif impor untuk kedelai. Sebagai informasi, bulan lalu China menetapkan tarif sebesar 25 persen untuk 106 jenis produk yang diimpor AS ke China termasuk kedelai, mobil, dan wiski. Hal ini didorong oleh pengenaan tarif impor yang diberlakukan Trump untuk beberapa produk China.

5. Di Sektor Tambang, Indonesia bak "Gadis Cantik" bagi Investor

Indonesia memiliki kekayaan mineral yang terbilang besar dibanding negara-negara lain di dunia. Emas, misalnya, kontribusi Indonesia sekitar 39 persen cadangan dunia, nomor dua di bawah China.

"Orang akan lihat Indonesia segitu besar potensinya. Di mana negara kita cukup cantik di mata investor, companies," ujar praktisi eksplorasi Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Adi Maryonodi Jakarta, Selasa (15/5/2018).

Tak hanya emas, lanjut Adi, mineral lain seperti perak, tembaga, nikel, dan batu bara pun melimpah di Indonesia. Volume hasil tambang itu pun dia sebut selalu masuk 10 besar dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com