Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Pasar Keuangan Diperkirakan Pulih dalam 1-2 Bulan ke Depan

Kompas.com - 16/05/2018, 20:12 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar keuangan yang tercermin dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dipandang terganggu akibat sejumlah serangan teroris di Indonesia beberapa waktu belakangan ini.

Untuk memulihkan kondisi pasar keuangan kembali stabil, dibutuhkan waktu hingga dua bulan setelah pemerintah bersama aparat keamanan bisa membuat situasi kembali kondusif.

"Melihat pengalaman pada aksi terorisme sebelumnya, kinerja pasar keuangan domestik diperkirakan akan berangsur pulih kurang dari satu hingga dua bulan pasca-kejadian terorisme, mengingat pemerintah dan Polri akan meningkatkan keamanan di pusat-pusat kegiatan ekonomi," kata Vice President Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede kepada Kompas.com, Rabu (16/5/2018).

Bersamaan dengan itu, pelaku pasar disebut Josua kini akan fokus pada hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia terkait arah suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate dalam bulan ini.

Baca juga: Analis: Sentimen Teror Bom ke Pasar Hanya Sementara

Penyesuaian suku bunga acuan diharapkan dalam rangka meredam volatilitas di pasar keuangan, sehingga pada akhirnya dapat memberikan kepercayaan kepada pelaku pasar.

Kondisi pasar keuangan pada sesi 1 Rabu pagi menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di level 5.780,87 dan sempat terus merosot hingga level 5.743,33 pada siang tadi. Namun saat penutupan perdagangan, IHSG tercatat menguat ke level 5.841.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat sebelumnya mengungkapkan, persepsi keamanan negara oleh investor telah memengaruhi pasar keuangan di Indonesia.

Meski investor dipandang juga sudah relatif kebal terhadap isu keamanan, namun tindak terorisme yang terjadi belakangan ini tetap dianggap perlu segera diselesaikan untuk mengembalikan kepercayaan investor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com