Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Bupati Jember Diajak Kurangi Angka Kemiskinan Lewat Pertanian

Kompas.com - 23/05/2018, 15:08 WIB
Kurniasih Budi,
M Latief

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Kementerian Pertanian menggandeng Pemerintah Kabupaten Jember untuk mengurangi angka kemiskinan. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian membuat langkah baru dengan adanya Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja).

Program ini merupakan salah satu upaya pemerintahan Jokowi untuk mengurangi kemiskinan berbasis pertanian. Program itu menyasar 1.000 desa dari 100 kabupaten terpilih.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan program Bekerja bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin, utamanya petani di pedesaan.

(Baca: Bantuan Pertanian Bakal Kurangi Angka Kemiskinan di Desa)

"Melalui program Bekerja ini diharapkan bisa menekan angka kemiskinan nasional," ujar Amran saat berdialog dengan keluarga miskin di Desa Sukodigri, Kecamatan Ledok Ombo, Kabupaten Jember, Rabu (23/5/2018).

Program ini berfokus pada peningkatan pendapatan dan daya beli mayoritas rumah tangga miskin (RTM) yang bekerja pada sektor pertanian mau pun informal.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyerahkan bantuan pertanian kepada 33 kepala keluarga di Desa Desa Sukogidri, Kecamatan Ledok Ombo, Kabupaten Jember, Rabu (23/5/2018).KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyerahkan bantuan pertanian kepada 33 kepala keluarga di Desa Desa Sukogidri, Kecamatan Ledok Ombo, Kabupaten Jember, Rabu (23/5/2018).

Program Bekerja merupakan bersinergi dengan Kemensos, BUMN, Kemendes, BKKBN, dan pemerintah daerah. 

Amran mengatakan, bantuan dari pemerintah ini bersifat jangka pendek hingga panjang.

Artinya, melalui bantuan yang diberikan hendaknya bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin agar pendapatan ekonomi keluarga meningkatan secara signifikan asal dikelola dengan baik.

"Dengan kita kerja, kerja, kerja, pendapatan pasti naik. Sesuai arahan Bapak Presiden Jokowi, bantuan jangan disalahgunakan. Kita yakin ke depan rakyat miskin pasti bisa dintuaskan," ucapnya.

Tanaman tembakau di Desa Sukogidri, Kecamatan Ledok Ombo, Kabupaten Jember. Salah satu komoditas andalan asal Jember ini telah menembus pasar ekspor.KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Tanaman tembakau di Desa Sukogidri, Kecamatan Ledok Ombo, Kabupaten Jember. Salah satu komoditas andalan asal Jember ini telah menembus pasar ekspor.


Ada pun bantuan Kementerian Pertanian ditujukan bagi 33 kepala keluarga (KK) yang tergolong keluarga pra-sejahtera di Desa Sukogidri, Kecamatan Ledok Ombo, Kabupaten Jember.

Mekanisasi pertanian

Amran juga meninjau langsung Optimalisasi Pemanfaatan Alsintan (OPA) yang telah digelontorkan oleh pemerintah berupa alat mesin pertanian di Desa Mayang, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.

Mobilisasi alat mesin pertanian (alsintan) guna menunjang percepatan tanam di Kabupaten Jember dioptimalkan dengan baik.

Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang tengah mencoba alat untuk menanam padi di areal persawahan yang berada di Desa Mayang, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Rabu (23/5/2018)KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang tengah mencoba alat untuk menanam padi di areal persawahan yang berada di Desa Mayang, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Rabu (23/5/2018)

Total bantuan alsintan yang diterima di Kabupaten Jember sebanyak 626 traktor roda 2 (TR2), 2 traktor roda 4 (TR4), 42 combine harvester kecil (CHK), 79 combine harvester sedang (CHS), 10 combine harvester besar (CHB), dan 217 pompa air (PA).

Halaman:


Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com