Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perry Warjiyo Prioritaskan Langkah Stabilkan Nilai Tukar Rupiah

Kompas.com - 24/05/2018, 13:16 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berkomitmen membawa BI menjalankan mandatnya untuk menjaga stabilitas perekonomian. Ia telah menyusun sejumlah instrumen untuk menstabilkan inflasi dan nilai tukar rupiah.

Dalam jangka pendek, Perry memprioritaskan mencari cara agar nilai tukar rupiah kembali stabil.

"Prioritas saya di BI dalam jangka pendek adalah memperkuat bagaimana langkah langkah segera menstabilkan nilai tukar rupiah," ujar Perry usai dilantik di gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (24/5/2108).

Perry mengatakan, nilai tukar rupiah melemah, terutama sejak Februari 2018, akibat tekanan eksternal. Terjadi kenaikan yield Surat Utang Negara AS (US Treasury) ke arah 3,3 persen. Padahal, kata Perry, sebelumnya diprediksi akhir tahun ini paling tinggi mencapai 2,75 persen. Fenomena kenaikan US treasury berdampak ke seluruh mata uang dunia.

"Ini fenomena global bahwa tekanan nilai tukar ini lebih banyak karena eksternal," kata Perry.

Perry juga memastikan kondisi ekonomi domestik cukup baik. Inflasi tidak melebihi 3,5 persen. Akhir tahun, diprediksi inflasi hanya berkisar 3,6 persen. Angka tersebut, menurut dia, masih terbilang rendah. Bahkan, inflasi inti angkanya lebih rendah lagi, sekitar 3,2 persen.

Perry juga memprediksi peetumbuhan ekonomi pada triwulan kedua dan seterusnya sekitar 5,2 persen.

"Memang, kami ingin pertumbuhan ekonomi lebih tinggi tapi ada bebrapa aspek, baik eksternal maupun domestik yamg memang belum bisa tahun ini mendorong pertumbuhan ekonomi ke 5,3 persen," kata Perry.

Perey meminta maayarakat maupun pelaku pasar tak usah resah dengan melemahnya rupiah. Ia memastikan BI akan mampu mengendalikannya dalam jangka menengah dan panjang.

Selanjutnya, Perry akan berkoordinasi dengan OJK dan pemerintah untuk menentukan langkah menstabilkan kurs rupiah. Nantinya juga akan dilakukan pertemuan dengan kalangan perbankan dan dunia usaha yang banyak bergerak dalam devisa. Hal ini untuk meyakinkan mereka bahwa stabilitas nilai tukar itu penting.

"Dan BI berkomitmen melakukan stabilitas itu dan perlu dukuungan perbankan dan dunia usaha," kata Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com