Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Pemerintah Dorong Peningkatan Ekspor Buah Naga

Kompas.com - 27/05/2018, 04:14 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) akan peningkatan produksi buah naga agar dapat diekspor.

Buah yang berasal dari tanaman sejenis kaktus yang berasal dari marga hylocereus ini dapat tumbuh di Indonesia.

Untuk itu, Dirjen Hortikultura, Suwandi, mengunjungi wisata agro Sabila Farm di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (26/5/2018). Sentra buah naga itu berada di kawasan lereng Gunung Merapi.

Pemilik Sabila Farm, Muhamad Gunung Sutopo, berhasil membudidayakan buah naga dengan omset jutaan rupiah setiap bulannya.

(Baca: Bosan Jadi TKI, Pemuda Ini Raih Penghasilan Berlipat dari Buah Naga)

Sabila Farm sendiri berada di Kertodadi, Pakem Binangun, Sleman. Buah naga dikembangkan di lahan seluas 10 hektar.

“Ada 4 hektar khusus buah naga, ada 1000 pohon per hektare. Sisanya untuk sirsak, alpukat, jeruk, srikaya, pisang, durian dan sayuran,” ujarnya.

Komoditas ekspor

Sejak 13 tahun lalu buah naga telah dibudidayakan lahan itu. Hasilnya sudah diekspor ke Eropa dan Amerika Latin. Buah naga asal Indonesia sangat disukai masyarakat luar negeri.

“Pesaing kita dari Israel, Vietnam, dan Thailand. Ini tantangan buat kita. Sabila Farm banyak mempekerjakan masyarakat sekitar. Di sini juga dipakai untuk tempat pelatihan,” katanya.

Dirjen Hortikultura, Suwandi mengunjungi wisata agro Sabila Farm di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (26/5/2018)Dok. Humas Kementan Dirjen Hortikultura, Suwandi mengunjungi wisata agro Sabila Farm di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (26/5/2018)

Setiap musim liburan, Sabila Farm yang dikelola Gun Sutopo selalu ramai pengunjung. Tahun lalu, jumlah pengunjung mencapai 14.000 orang. Tak cuma berwisata, sekira 6.000 pengunjung datang untuk magang.

“Sabila Farm sendiri sudah memperluas jaringan dan binaannya hingga tersebar di 17 lokasi baik di Jawa mau pun luar Jawa dengan 600 hektar buah naga," ujarnya.

Inovasi pertanian

Sementara itu, Suwandi mengatakan petani mesti berinovasi dan terus mencari peluang. Selain itu, semangat pantang menyerah dan berani mencoba sesuatu yang baru mesti terus dilakukan.

“Ini sesuatu yang luar biasa. Bayangkan, lahan tidak produktif bisa diolah menjadi kebun buah naga,” ujarnya.

Petani sedang mengawinkan buah naga di salah satu kebun di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Petani sedang mengawinkan buah naga di salah satu kebun di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Menurut dia, jika satu tanaman bisa menghasilkan 20 hingga 30 kilogram maka setiap hektar lahan bisa menghasilkan 20 hingga 30 ton buah naga.

Ada pun harga jual buah naga di Sabila Farm Rp 30.000 per kilogram. Penghasilan yang bisa diraup Sabila Farm mencapai Rp 900 juta. Sementara biaya per pohon hanya Rp 250.000. 

"Artinya ini sudah menjadi celah bisnis yang menjanjikan. Apalagi bisa memberi lapangan kerja warga sekitar juga. Tapi memang tantangan di kita adalah varietas unggul preferensi konsumen dan teknologi budidaya,” katanya.

Pasar domestik

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Sleman, Edi Sri Harmanto, menjelaskan Sleman memiliki potensi besar untuk buah naga yakni mencapai 300 hektar.

Buah naga mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan karena permintaan masyarakat terus meningkat.

Selain untuk pemenuhan di wilayah Yogyakarta sendiri, buah naga dari Sleman juga dipasok ke daerah Bogor dan Jakarta.

“Perbanyakan bibitnya pun mudah, bisa menggunakan cara vegetatif. Saat ini hanya ada sekitar 20 hektar buah naga di Sleman,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com