JAKARTA, KOMPAS.com—Nilai tukar rupiah di pasar spot pada penutupan perdagangan Rabu (30/5/2018) bertengger di posisi Rp 13.993 per dollar AS, menguat dua poin dibanding penutupan pada Selasa (29/5/2018).
Posisi rupiah di pasar spot berakhir menguat dua hari berturut-turut, Selasa dan Rabu. Namun pada awal perdagangan Rabu, rupiah masih dibuka di posisi Rp 14.025 per dollar AS, melanjutkan tren selama Mei 2018 yang doinan di atas Rp 14.000 per dollar AS.
Seperti terlihat dalam grafik pergerakan nilai tukar rupiah pada Rabu, kurs mata uang Garuda sempat menguat signifikan sampai ke level Rp 13.126 per dollar AS. Namun, setelah berfluktuasi terutama sepanjang siang sampai petang, rupiah di pasar spot berakhir menguat 2 poin saja dibanding penutupan sehari sebelumnya.
Penguatan hari ini didorong terutama oleh pengumuman Bank Indonesia yang kembali menaikkan suku bunga acuan. Itu pun, penguatan yang terjadi pada akhirnya tipis saja, 2 poin dari penutupan hari sebelumnya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada Rabu masih menempatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hari ini ada pada level Rp 14.032.
Baca juga: BI Naikkan Lagi Suku Bunga Acuan Jadi 4,75 persen
Nilai tukar rupiah mengalami penguatan secara bertahap setelah pada Kamis (24/5/2018) lalu mengalami pelemahan yang paling dalam sejak awal tahun 2018 yakni level Rp 14.205.
Langkah pengetatan kebijakan moneter tersebut dinilai sebagai upaya menstabilkan nilai tukar rupiah dalam mengantisipasi normalisasi kebijakan The Fed tahun ini dan tahun depan.
"BI memprioritaskan stabilitas rupiah dalam jangka pendek mengingat transmisi dari nilai tukar pada perekonomian cenderung lebih cepat dan lebih lanjut dapat berpengaruh pada konsumsi rumah tangga serta sentimen bisnis," kata Josua saat dihubungi Kompas.com, Rabu petang.
Baca juga: BI Naikkan Lagi Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin, Rupiah Menguat Tipis
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelumnya menyatakan, keputusan menaikkan BI 7-Day Repo Rate ditempuh sebagai langkah preventif untuk memperkuat stabilitas ekonomi, terutama dalam hal nilai tukar.
BI juga memandang ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate yang lebih tinggi dan meningkatnya risiko di pasar keuangan global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.